Minggu, 20 Oktober 2013

Cerita Kuliner Trip: Ohhh...Visa Schengen, Gerbang Menuju Eropa - nuraisya blog

Di suatu sore pada awal tahun 2013 seorang teman tiba-tiba menelpon menawarkan tiket murah ke Eropa, yang dengan tanpa pikir panjang langsung kujawab dengan "Mauuuuu...." Entah karena baru bangun tidur siang atau memang dari dulu impianku adalah bisa menginjakkan kaki ke Paris dan melihat dengan mata kepala sendiri kemegahan Menara Eiffel. Akhirnya resmi sudah tiket di tangan Jakarta-Istanbul via Singapore, Istanbul-Rome untuk rute keberangkatan dan Paris-Istanbul, Istanbul-Jakarta via Singapore untuk rute pulang dari Turkish Airlines (walau waktu itu status masih ngutang, alias ditalangin dulu).

Tapi perjuangan tidak selesai sampai di sini, bahkan dengan terbelinya tiket tersebut merupakan tanda bahwa perjuangan baru dimulai. Mulai dari cari-cari info untuk akomodasi selama di sana, cara mengurus visa Schengen, sampai dengan mengumpulkan data dan rembukan untuk menentukan tempat-tempat yang akan kita kunjungi selama di sana. Setelah itinerary (rencana perjalanan) sudah matang, perjuangan terberat pun dimulai yaitu mengumpulkan berkas-berkas yang diperlukan untuk pengajuan visa Schengen ke Kedutaan Italia. Kenapa harus mengajukan ke sana? (1) seharusnya diajukan ke negara di mana kita tinggal paling lama, dalam itinerary kami ada 2 negara yang terlama dengan jumlah hari yang sama (2) dari 2 negara tersebut dilihat lagi negara mana yang pertama kali kita masuki, karena tujuan pertama kami di Eropa adalah Rome berarti kami harus apply ke Kedutaan Italy. Yang perlu dicatat adalah pengajuan visa baru bisa dilakukan setelah memasuki kurun waktu 3 bulan menjelang tanggal keberangkatan ke negara Schengen.

Adapun berkas-berkas dan kondisi yang harus dilengkapi sebelum mengajukan permohonan visa Schengen adalah sebagai berikut:
  1. Form permohonan visa dari kedutaan terkait yang sudah diisi lengkap, untuk Italy bisa dicek di sini
  2. 2 lembar pas foto (35mm X 45mm) berlatar belakang putih dengan proporsi wajah 85% dari keseluruhan foto (close up bangettt pokoknya)
  3. Paspor asli yang masih berlaku minimal 3 bulan dari tanggal kembali ke Indonesia
  4. Fotokopi halaman data diri paspor
  5. Asuransi perjalanan yang meng-cover selama masa tinggal di negara-negara Schengen, kebetulan Dwidaya Tour tempat kami membeli tiket pesawar bersedia membantu pengurusan asuransi perjalanan
  6. Surat pernyataan dari pemberi kerja bahwa sudah diizinkan cuti selama perjalanan dan masih akan kembali bekerja sekembalinya dari sana. Sertakan juga fotokopi SIUP.
  7. Surat pernyataan bank atas kepemilikan rekening tabungan dan fotokopi buku tabungan 3 bulan ke belakang (dan halaman pertama buku tabungan)
  8. Tiket pesawat asli atau bukti booking tiket pesawat (pastikan lama tinggal tidak melebih 90 hari)
  9. Surat konfirmasi reservasi hotel selama perjalanan
  10. Itinerary lengkap
  11. Fotokopi Kartu Keluarga (KK), KTP, dan Akte Lahir 
  12. Fotokopi Surat Pemberitahuan Penolakan Visa dari Kedutaan terkait (untuk yang mengajukan visa ulang setelah ditolak)
  13. Dana tabungan yang cukup stabil dengan saldo terakhir mencukupi selama masa tinggal di negara-negara Schengen (disarankan minimal tersedia Rp.50 juta, supaya tidak mengulang seperti nasib penulis)
  14. Fotokopi slip gaji 3 bulan terakhir (jika diminta atau bawa buat jaga-jaga saja, terutama untuk yang pernah ditolak)
Point 1-9 merupakan persyaratan wajib dari kedutaan, untuk point 10-14 sebagai data penunjang saja. Untuk point 12-14 adalah syarat yang didapat berdasarkan pengalaman pribadi. Jadi sedikit curhat nih... kalau diceritakan dari awal untuk pengajuan visa Schengen ke kedutaan Italia aku memilih untuk menggunakan jasa VFS (biro jasa resmi yang ditunjuk Kedutaan Italia untuk pengurusan visa Schengen). Mungkin sekilas terdengar mudah karena sudah pakai biro jasa, eitsss jangan senang dulu. Untuk mendapatkan slot visa via biro jasa (klik di sini untuk link-nya) ini ternyata sama susahnya dengan mencari slot langsung dari Kedutaan Italia (klik di sini untuk link-nya). 

Singkat cerita point 1-11 waktu itu sudah berhasil dilengkapi, slot visa VFS-pun sudah di tangan. Pada tanggal 12 Juni 2013 pukul 08.00 sesuai dengan slot yang berhasil didapat aku meluncur ke VFS yang beralamat di Plaza ABDA lt.22, Jl.Jend.Sudirman kav 59 tepat di seberang FX Mall. Jangan lupa untuk membawa surat booking slot (appointment letter VFS) untuk ditukar dengan nomor antrian ke satpam, buku tabungan asli (diminta untuk kroscek) dan uang sebesar Rp.978.000 untuk biaya pengajuan visa via VFS (termasuk biaya notifikasi). Setelah menunggu beberapa saat akhirnya giliranku pun tiba, petugas VFS dengan sigap langsung mengecek kelengkapan berkas yang kubawa hari itu. Saat itu ia langsung memperingati 3 hal (1) pas fotoku waktu itu tidak memenuhi syarat dengan proporsi wajah tidak mencapai 85% dari ukuran foto (2) jumlah saldo tabunganku saat itu tidak mencukupi, waktu itu hanya Rp.30 juta (walau sebenarnya jumlah tersebut cukup untuk biaya hidup selama di sana) (3) fotokopi halaman pertama buku tabungan. Si petugas memberi waktu sampai dengan jam 3 sore di hari itu untuk melengkapi kekurangan tersebut, termasuk untuk kekurangan dana disarankan untuk meminjam buku tabungan anggota keluarga lengkap dengan surat pernyataan. Untuk foto ulang tidak perlu jauh-jauh dengan bermodal Rp.45.000 untuk 4 lembar pas foto di photo box depan VFS, begitu pula dengan fotokopi tersedia di tempat yang sama dengan harga Rp.500 / lembar. Kalau untuk tabungan saat itu benar-benar sudah pasrah alias nekat (keputusan yang akan kusesali kemudian).

Pada tanggal 17 Juni 2013, VFS pun mengirimkan notifikasi dalam bentuk email dan sms bahwa pasporku sudah dikembalikan dari Kedutaan Italia dan bisa segera diambil di VFS. Entah kenapa hari itu feeling-ku kurang enak dan ternyata memang benar visaku ditolak. Kepalaku langsung blank, pikiranku langsung balik ke petugas VFS yang sudah memperingati soal saldo tabunganku. Memang penyesalan selalu datang terlambat, kenapa waktu itu aku tetap paksakan untuk submit. Setelah cukup lama meratapi dan curhat ke teman-teman seperjalanan kelak akhirnya kuputuskan untuk mengajukan permohonan Visa Schengen lagi di bulan berikutnya dengan berusaha menambah saldo tabunganku tentunya.

Setelah melengkapi kembali semua persyaratan yang dibutuhkan, dan setelah berjuang mendapatkan slot di VFS lagi. Akhirnya pada tanggal 11 Juli 2013 aku kembali mengumpulkan berkas permohonan visa ke VFS. Dan pada tanggal 15 Juli 2013 Kedutaan Italy menelpon untuk panggilan wawancara pada tanggal 18 Juli 2013 pukul 12.00. Setelah berkutat lama dengan rasa tegang sepanjang akhir pekan akhirnya tiba juga hari yang dinanti, dengan berbekal berkas-berkas aku memutuskan untuk datang lebih pagi. Dan pada pukul 12.00 kurang sedikit akhirnya wawancara pun dimulai. Dan syukur wawancara berjalan dengan lancar, semua pertanyaan yang diajukan bisa kujawab dengan bahasa Inggris tentunya. Pertanyaan utama sudah pasti adalah seputar saldo tabunganku yang dalam kurun waktu 1 bulan setelah tolakan visa pertama melonjak drastis hampir 2 kali lipat saldo semula. Setelah menjawab alasannya adalah demi mewujudkan cita-citaku untuk bisa ke Eropa, akhirnya si pewawancara menanyakan gaji bulananku. Dan untungnya hari itu aku membawa serta slip gaji 3 bulan ke belakang, sebagai bukti. Dan pertanyaan penentu berikut adalah apakah teman-teman seperjalananku visanya sudah disetujui semua, aku hanya bisa menjawab hanya aku yg tersisa. Akhirnya si pewawancara pun memberikan sebuah kabar gembira "Well, you can tell your friends that you all can go" yang sama artinya visaku diterima, yeaayyyyy...... Selebihnya ia juga memperingatkan karena pengajuan visaku pernah ditolak sebelumnya, untuk visa kali ini bisa dikabulkan dengan syarat setelah kepulangan ke Indonesia nanti aku diwajibkan untuk melaporkan diri dengan mengirimkan scan cap paspor sebagai bukti sudah keluar dari negara schengen via email atau datang langsung ke kedutaan.

My first schengen visa, cup cup muach...
Tidak menunggu lebih lama lagi, keesokan harinya pasporku sudah bisa diambil di VFS. Dan kali ini aku membuka amplop dengan penuh keyakinan dan harapan. Di salah satu halamannya sudah tertempel Visa Schengen lengkap dengan fotoku. Akhirnya gerbang untuk menuju Eropa terbuka sudah. Saatnya untuk berkemas dan sampai jumpa di liputan berikutnya, cheers  :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar