Kamis, 24 Oktober 2013

Cerita Kuliner Trip: Tour Gratis dari Turkish Airlines, Touristanbul (part 1) - nuraisya blog

Touristanbul adalah fasilitas tour keliling Istanbul gratis yang tersedia untuk semua penumpang transit penerbangan internasional Turkish Airlines (tidak sepenuhnya gratis sih, tetap harus bermodal 25 USD untuk bayar visa Turki). Yah, hitung-hitung daripada bosan menunggu di airport bukannya lebih baik berkeliling melihat keindahan kota Istanbul. Okay, saatnya daftar ke loket Touristanbul di dekat Starbucks, masih berlokasi dalam Ataturk Airport, Istanbul. Setelah tanya sana-sini akhirnya ketemu juga lokasi loketnya, tersedia 3 pilihan waktu yang berbeda dengan tujuan yang sedikit berbeda setiap harinya. Karena kami berada di Istanbul pada hari Selasa, maka jadwal tour hari itu adalah:
  • Berangkat dari Ataturk Airport
  • Sarapan
  • Blue Mosque
  • Hippodrome (Sultan Ahmed Square)
  • German Fountain
  • Serpentine Column
  • Obelisk of Thedosius
  • Basilica Cistern
  • Hagia Sophia Museum
  • Makan Siang
  • Spice Bazaar dan New Mosque
  • Kembali ke Ataturk Airport
Sayangnya Topkapi Palace tutup pada hari Selasa sehingga tidak termasuk di jadwal kami hari itu, tapi namanya gratis tetap harus disyukuri. Cukup menunggu sebentar sambil cuci mata di Starbucks, akhirnya kami pun dipanggil untuk mengikuti si tour guide yang beda tipis dengan aktor ganteng Hollywood, Jude Law. Tidak menunggu lebih lama lagi kami langsung berangkat meluncur ke pusat kota Istanbul.
    Perjalanan dari Ataturk ke pusat kota Istanbul
    World Trade Center Istanbul
    Pelabuhan yang kami lewati, saat itu mulai gerimis (mulai berdoa supaya cerah)
    Burung-burung camar memenuhi atap-atap rumah di seberang pelabuhan
    Dan setelah perjalanan yang cukup panjang akhirnya kami tiba di tujuan untuk sarapan, tepatnya di Tamara Restaurant & Cafe, yang berlokasi dekat dengan Masjid Sultan Ahmed. Kala itu kami disuguhi dengan roti, teh Turki, telur rebus, bermacam selai, keju dan teman makan roti lainnya. Dan tentunya sarapan ini juga gratis termasuk dalam paket Touristanbul.

    Sarapan dari Tamara Restaurant & Cafe
    Teh Turki, sedikit lebih pahit daripada teh di Indonesia
    Untuk makan siang sekalian saja dibahas di review kali ini karena kebetulan masih disediakan oleh Tamara Restaurant & Cafe. Untuk makan siang kali ini lebih masuk ke lidah karena lebih bernuansa Asia, dengan hidangan pembuka sup serta salad (sebagai catatan salad di Turki cenderung asam, jadi buat yang punya masalah pencernaan atau lambung sebaiknya dihindari). Yang kemudian disusul dengan hidangan utama nasi kari dan kebab (kalau yang ini recommended banget, uenakk). Selain hidangannya yang lezat salah satu kelebihan dari restoran ini adalah bisa menikmati pemandangan dari Masjid Sultan Ahmed, dengan catatan kita mengambil tempat duduk di balkon lantai atas restoran. Untuk tempat-tempat wisata Touristanbul lainnya akan dibahas di review selanjutnya, so sampai ketemu lagi ^-^

    Sup sebagai hidangan pembuka
    Nasi Kebab, hidangan utama siang itu
    Aneka menu lainnya dari Tamara Restaurant & Cafe

    Selasa, 22 Oktober 2013

    Cerita Kuliner Trip: Turkish Airlines dan Makanannya yang Wahhh - nuraisya blog

    Setelah selesai urus visa, beli perlengkapan perang untuk di sana (terutama buat Gunung Titlis di Swiss), menyelesaikan pekerjaan supaya bisa ditinggal selama cuti, mengepak barang, sampai menjaga kondisi badan supaya tetap fit menjelang hari keberangkatan. Akhirnya tiba juga hari yang dinanti-nanti, pada tanggal 9 September 2013 kami berkumpul di bandara Soekarno-Hatta untuk berangkat menuju Istanbul, Turki. Walaupun sempat ketar-ketir karena saat itu sedang gencar-gencarnya berita Obama akan menyerang Suriah yang bertetangga persis dengan negara Turki, yang menjadi salah satu basis kamp negara adi kuasa tersebut. Tapi syukurlah sampai dengan hari keberangkatan kami, serangan tersebut tidak jadi diluncurkan. Sehingga pada hari itu kami tetap bisa berangkat untuk mewujudkan mimpi menjelajah beberapa negara di Eropa Barat.

    Kenapa harus mampir ke Istanbul dulu? Jawabannya karena penerbangan yang kami gunakan kala itu adalah Turkish Airlines, sehingga Istanbul menjadi tujuan transit kami sebagai awal jejak langkah kaki kami di Eropa. Dan menurut salah satu teman seperjalanan, Turkish merupakan salah satu penerbangan yang terkenal dengan makanannya walau di kelas ekonomi sekalipun. Selain itu fasilitas yang disediakan oleh Turkish Airlines yaitu tour 1 hari gratis keliling tempat-tempat wisata terkenal di kota Istanbul (termasuk sarapan dan makan siang, tergantung dari paket tour yang kita pilih).

    Berangkat dari Jakarta pada pukul 19.50, transit sebentar di Singapore dan tiba di Istanbul pukul 6.10 keesokan harinya. Kelihatannya sebentar tapi dengan adanya perbedaan waktu 4 jam lebih mundur dari Jakarta, jadi lama perjalanan yang kami tempuh sebenarnya sekitar 14 jam. Waktu yang cukup lama untuk dihabiskan di dalam pesawat, untung saja tersedia cukup banyak film yang bisa ditonton untuk mengisi waktu mulai dari film yang cukup anyar sampai dengan film lawas.

    Rute penerbangan yang kami tempuh dari Singapore ke Istanbul
    Untuk makanannya sendiri pada rute Singapore-Istanbul kami disuguhi dengan Turkish Delight, manisan khas Turki dengan teksturnya yang kenyal dan rasanya yang lezat (apalagi waktu itu sudah jam-jamnya perut menagih untuk diisi). Sedangkan makan malam baru keluar cukup malam, dengan menu lengkap mulai dari hidangan pembuka, utama sampai dengan penutup. Menu utama kala itu ada 2 pilihan, karena aku penggemar hidangan ikan, maka Gindara yang sedap itu pun langsung jadi pilihan. Kita juga bisa memilih sendiri minuman sebagai teman makan mulai dari air putih, aneka juice, teh, kopi sampai beraneka wine yang telah disediakan. Untuk snack-nya ada manisan peach dan kacang kemasan. Menjelang tiba kami masih disuguhi dengan sarapan yang tidak kalah mewahnya. Pokoknya top banget soal memanjakan lidah dan perut buat Turkish Airlines.

    Searah jarum jam: Turkish Delight (yummy banget); Shrimp & Salad; Cheese Cake, Manisan Peach & Red Wine
    Menu makan malam: Gindara & Mashed Potatoes (ikan gindara-nya lembut banget, uenakkk), Shrimp & Salad, Buncis, Cheese Cake dan Roti
    Menu sarapan: Omelet dan Sandwich, Salad Buah, Aneka keju dan Roti
    Sebetulnya menu makan malam perjalanan Istanbul ke Rome, tapi dimasukkan saja sekalian: Nasi & Ayam Kari, Irisan Salmon, Puding (creamy & yummy) dan Roti

    Pada tanggal 10 September dini hari akhirnya kami tiba juga di Istanbul, setelah merapikan diri sejenak di toilet airport kami langsung menuju loket visa. Karena untuk mengikuti tour gratis dari Turkish Airlines otomatis kita harus membayar visa on arrival seharga 25 USD. Setelah itu kami kembali ke antrian panjang loket imigrasi untuk cap paspor dan menuju ke titik pertemuan tour dari Turkish. Untuk tour tersebut akan dibahas terpisah di review berikutnya, so until then ^-^

    Waktu menunjukkan pukul 07.28 waktu setempat waktu kami keluar dari bagian imigrasi
    "Welcome to Istanbul"
    Mejeng sebentar difotokan oleh Leny

    Minggu, 20 Oktober 2013

    Cerita Kuliner Trip: Ohhh...Visa Schengen, Gerbang Menuju Eropa - nuraisya blog

    Di suatu sore pada awal tahun 2013 seorang teman tiba-tiba menelpon menawarkan tiket murah ke Eropa, yang dengan tanpa pikir panjang langsung kujawab dengan "Mauuuuu...." Entah karena baru bangun tidur siang atau memang dari dulu impianku adalah bisa menginjakkan kaki ke Paris dan melihat dengan mata kepala sendiri kemegahan Menara Eiffel. Akhirnya resmi sudah tiket di tangan Jakarta-Istanbul via Singapore, Istanbul-Rome untuk rute keberangkatan dan Paris-Istanbul, Istanbul-Jakarta via Singapore untuk rute pulang dari Turkish Airlines (walau waktu itu status masih ngutang, alias ditalangin dulu).

    Tapi perjuangan tidak selesai sampai di sini, bahkan dengan terbelinya tiket tersebut merupakan tanda bahwa perjuangan baru dimulai. Mulai dari cari-cari info untuk akomodasi selama di sana, cara mengurus visa Schengen, sampai dengan mengumpulkan data dan rembukan untuk menentukan tempat-tempat yang akan kita kunjungi selama di sana. Setelah itinerary (rencana perjalanan) sudah matang, perjuangan terberat pun dimulai yaitu mengumpulkan berkas-berkas yang diperlukan untuk pengajuan visa Schengen ke Kedutaan Italia. Kenapa harus mengajukan ke sana? (1) seharusnya diajukan ke negara di mana kita tinggal paling lama, dalam itinerary kami ada 2 negara yang terlama dengan jumlah hari yang sama (2) dari 2 negara tersebut dilihat lagi negara mana yang pertama kali kita masuki, karena tujuan pertama kami di Eropa adalah Rome berarti kami harus apply ke Kedutaan Italy. Yang perlu dicatat adalah pengajuan visa baru bisa dilakukan setelah memasuki kurun waktu 3 bulan menjelang tanggal keberangkatan ke negara Schengen.

    Adapun berkas-berkas dan kondisi yang harus dilengkapi sebelum mengajukan permohonan visa Schengen adalah sebagai berikut:
    1. Form permohonan visa dari kedutaan terkait yang sudah diisi lengkap, untuk Italy bisa dicek di sini
    2. 2 lembar pas foto (35mm X 45mm) berlatar belakang putih dengan proporsi wajah 85% dari keseluruhan foto (close up bangettt pokoknya)
    3. Paspor asli yang masih berlaku minimal 3 bulan dari tanggal kembali ke Indonesia
    4. Fotokopi halaman data diri paspor
    5. Asuransi perjalanan yang meng-cover selama masa tinggal di negara-negara Schengen, kebetulan Dwidaya Tour tempat kami membeli tiket pesawar bersedia membantu pengurusan asuransi perjalanan
    6. Surat pernyataan dari pemberi kerja bahwa sudah diizinkan cuti selama perjalanan dan masih akan kembali bekerja sekembalinya dari sana. Sertakan juga fotokopi SIUP.
    7. Surat pernyataan bank atas kepemilikan rekening tabungan dan fotokopi buku tabungan 3 bulan ke belakang (dan halaman pertama buku tabungan)
    8. Tiket pesawat asli atau bukti booking tiket pesawat (pastikan lama tinggal tidak melebih 90 hari)
    9. Surat konfirmasi reservasi hotel selama perjalanan
    10. Itinerary lengkap
    11. Fotokopi Kartu Keluarga (KK), KTP, dan Akte Lahir 
    12. Fotokopi Surat Pemberitahuan Penolakan Visa dari Kedutaan terkait (untuk yang mengajukan visa ulang setelah ditolak)
    13. Dana tabungan yang cukup stabil dengan saldo terakhir mencukupi selama masa tinggal di negara-negara Schengen (disarankan minimal tersedia Rp.50 juta, supaya tidak mengulang seperti nasib penulis)
    14. Fotokopi slip gaji 3 bulan terakhir (jika diminta atau bawa buat jaga-jaga saja, terutama untuk yang pernah ditolak)
    Point 1-9 merupakan persyaratan wajib dari kedutaan, untuk point 10-14 sebagai data penunjang saja. Untuk point 12-14 adalah syarat yang didapat berdasarkan pengalaman pribadi. Jadi sedikit curhat nih... kalau diceritakan dari awal untuk pengajuan visa Schengen ke kedutaan Italia aku memilih untuk menggunakan jasa VFS (biro jasa resmi yang ditunjuk Kedutaan Italia untuk pengurusan visa Schengen). Mungkin sekilas terdengar mudah karena sudah pakai biro jasa, eitsss jangan senang dulu. Untuk mendapatkan slot visa via biro jasa (klik di sini untuk link-nya) ini ternyata sama susahnya dengan mencari slot langsung dari Kedutaan Italia (klik di sini untuk link-nya). 

    Singkat cerita point 1-11 waktu itu sudah berhasil dilengkapi, slot visa VFS-pun sudah di tangan. Pada tanggal 12 Juni 2013 pukul 08.00 sesuai dengan slot yang berhasil didapat aku meluncur ke VFS yang beralamat di Plaza ABDA lt.22, Jl.Jend.Sudirman kav 59 tepat di seberang FX Mall. Jangan lupa untuk membawa surat booking slot (appointment letter VFS) untuk ditukar dengan nomor antrian ke satpam, buku tabungan asli (diminta untuk kroscek) dan uang sebesar Rp.978.000 untuk biaya pengajuan visa via VFS (termasuk biaya notifikasi). Setelah menunggu beberapa saat akhirnya giliranku pun tiba, petugas VFS dengan sigap langsung mengecek kelengkapan berkas yang kubawa hari itu. Saat itu ia langsung memperingati 3 hal (1) pas fotoku waktu itu tidak memenuhi syarat dengan proporsi wajah tidak mencapai 85% dari ukuran foto (2) jumlah saldo tabunganku saat itu tidak mencukupi, waktu itu hanya Rp.30 juta (walau sebenarnya jumlah tersebut cukup untuk biaya hidup selama di sana) (3) fotokopi halaman pertama buku tabungan. Si petugas memberi waktu sampai dengan jam 3 sore di hari itu untuk melengkapi kekurangan tersebut, termasuk untuk kekurangan dana disarankan untuk meminjam buku tabungan anggota keluarga lengkap dengan surat pernyataan. Untuk foto ulang tidak perlu jauh-jauh dengan bermodal Rp.45.000 untuk 4 lembar pas foto di photo box depan VFS, begitu pula dengan fotokopi tersedia di tempat yang sama dengan harga Rp.500 / lembar. Kalau untuk tabungan saat itu benar-benar sudah pasrah alias nekat (keputusan yang akan kusesali kemudian).

    Pada tanggal 17 Juni 2013, VFS pun mengirimkan notifikasi dalam bentuk email dan sms bahwa pasporku sudah dikembalikan dari Kedutaan Italia dan bisa segera diambil di VFS. Entah kenapa hari itu feeling-ku kurang enak dan ternyata memang benar visaku ditolak. Kepalaku langsung blank, pikiranku langsung balik ke petugas VFS yang sudah memperingati soal saldo tabunganku. Memang penyesalan selalu datang terlambat, kenapa waktu itu aku tetap paksakan untuk submit. Setelah cukup lama meratapi dan curhat ke teman-teman seperjalanan kelak akhirnya kuputuskan untuk mengajukan permohonan Visa Schengen lagi di bulan berikutnya dengan berusaha menambah saldo tabunganku tentunya.

    Setelah melengkapi kembali semua persyaratan yang dibutuhkan, dan setelah berjuang mendapatkan slot di VFS lagi. Akhirnya pada tanggal 11 Juli 2013 aku kembali mengumpulkan berkas permohonan visa ke VFS. Dan pada tanggal 15 Juli 2013 Kedutaan Italy menelpon untuk panggilan wawancara pada tanggal 18 Juli 2013 pukul 12.00. Setelah berkutat lama dengan rasa tegang sepanjang akhir pekan akhirnya tiba juga hari yang dinanti, dengan berbekal berkas-berkas aku memutuskan untuk datang lebih pagi. Dan pada pukul 12.00 kurang sedikit akhirnya wawancara pun dimulai. Dan syukur wawancara berjalan dengan lancar, semua pertanyaan yang diajukan bisa kujawab dengan bahasa Inggris tentunya. Pertanyaan utama sudah pasti adalah seputar saldo tabunganku yang dalam kurun waktu 1 bulan setelah tolakan visa pertama melonjak drastis hampir 2 kali lipat saldo semula. Setelah menjawab alasannya adalah demi mewujudkan cita-citaku untuk bisa ke Eropa, akhirnya si pewawancara menanyakan gaji bulananku. Dan untungnya hari itu aku membawa serta slip gaji 3 bulan ke belakang, sebagai bukti. Dan pertanyaan penentu berikut adalah apakah teman-teman seperjalananku visanya sudah disetujui semua, aku hanya bisa menjawab hanya aku yg tersisa. Akhirnya si pewawancara pun memberikan sebuah kabar gembira "Well, you can tell your friends that you all can go" yang sama artinya visaku diterima, yeaayyyyy...... Selebihnya ia juga memperingatkan karena pengajuan visaku pernah ditolak sebelumnya, untuk visa kali ini bisa dikabulkan dengan syarat setelah kepulangan ke Indonesia nanti aku diwajibkan untuk melaporkan diri dengan mengirimkan scan cap paspor sebagai bukti sudah keluar dari negara schengen via email atau datang langsung ke kedutaan.

    My first schengen visa, cup cup muach...
    Tidak menunggu lebih lama lagi, keesokan harinya pasporku sudah bisa diambil di VFS. Dan kali ini aku membuka amplop dengan penuh keyakinan dan harapan. Di salah satu halamannya sudah tertempel Visa Schengen lengkap dengan fotoku. Akhirnya gerbang untuk menuju Eropa terbuka sudah. Saatnya untuk berkemas dan sampai jumpa di liputan berikutnya, cheers  :)