Jumat, 31 Mei 2013

Nikmati Suasana Hotel Mewah Di Tiga Hotel Murah Di Bandung

Wisata di Bandung merupakan salah satu kota wisata di Indonesia yang banyak dikunjungi saat akhir pekan, khususnya untuk masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Karena itu, bukan hal yang baru jika menginap saat akhir pekan di Bandung sama dengan tinggal di hotel mewah dan mahal.

Jika anda ingin berkunjung dan menikmati liburan di kota wisata di Indonesia, ada tiga hotel murah di Bandung yang mungkin dapat dijadikan pilihan tepat saat akan menginap di Bandung. Apalagi keduanya menawarkan harga menarik untuk menginap di akhir pekan.

Senin, 20 Mei 2013

Cerita Kuliner Trip: Tian Tan Buddha, Hongkong - nuraisya blog

22 April 2013

Setelah selesai bersilaturahmi dengan sanak famili di Hongkong, akhirnya tiba saatnya untuk jalan-jalan. Untungnya cuaca selama sepekan di sana diramalkan akan cerah, walau sempat hujan terus seminggu sebelumnya. Tidak tanggung-tanggung tujuan pertama yang akan didatangi adalah Tian Tan Buddha atau yang lebih sering dikenal dengan the Big Buddha, yang berlokasi di Ngong Ping, Lantau Island, Hongkong. Dari Yuen Long (tempat kami menginap) naik bis ke Ngong Ping, dari sana ada 2 pilihan lanjut dengan bis atau cable car. Mengikuti guide kami, kakak sepupu (koko) ku yang baik sekali mengantar kami di hari itu, kami pun mengambil rute bis. Pastikan sebelum berangkat sudah sarapan terlebih dahulu, karena perjalanan cukup jauh. Setelah tiba di tujuan, kami langsung disuguhkan pemandangan yang luar biasa disertai angin yang sangat kencang dan menusuk (untung sudah siap sedia pakai jaket dan celana panjang). Ada makanan yang wajib dicoba di sini, yaitu telur pindang (telur ini direbus dengan obat-obatan herbal, untuk foto tidak tersedia karena sibuk makan ^-^). Disajikan hangat di dalam kantong kertas coklat dan disantap di tengah angin dingin, sungguh terasa nikmat.

Memasuki daerah pendakian, tersedia loket tiket dengan berbagai paket pilihan. Waktu itu kami memilih paket seharga HK$30 sekitar Rp 37.500 yang terdiri dari tiket masuk ke tempat penyimpanan relik Buddha (berlokasi di dalam patung Buddha) dan paket makan ekonomis di Po Lin Monastery. Sedangkan untuk mendaki ke atas tidak dipungut biaya alias gratis. Yak, saatnya untuk berjuang naik ke puncak!

Berfoto dulu dengan koko, sebelum berjuang naik
*foto diambilkan oleh tanteku
Foto Big Buddha dari bawah, terlihat tangga yang menjulang
tinggi untuk mencapai ke puncak
Konon katanya tangga untuk menuju ke puncak Big Buddha terdiri dari 240 anak tangga, walau belum bisa terbukti karena sibuk foto-foto sambil naik jadi lupa untuk menghitung anak tangga yang sudah dilewati. Koko sampai komentar kalau aku semangat sekali alias kayak cacing kepanasan (^-^') Akhirnya sampai juga di puncak, ternyata patungnya benar-benar besar. Pemandangan ke sekeliling pun terlihat menakjubkan. Setelah puas mengambil foto, kami masuk ke dalam Big Buddha dengan menunjukkan tiket yang sudah dibeli sebelumnya. Memasuki kawasan ini ada larangan untuk mengambil gambar / foto dengan media apapun, karena berisi koleksi manuskrip, lukisan kuno dan salah satu relik dari Sang Buddha. Setelah keluar kami pun langsung turun, dengan memanjatkan syukur terlebih dahulu kepada Sang Buddha karena telah diberikan kesempatan dan kekuatan bisa sampai di sana.

Foto Big Buddha dari dekat, terlihat sangat besar dan agung
Patung-patung dewa yang mengelilingi dasar patung Big Buddha, masing-masing memegang
simbol dari syarat-syarat yang dibutuhkan untuk mencapai nirvana
Beristirahat dan foto sejenak setelah tiba kembali di bawah
*foto oleh Koko Weiwei
Perjuangan turun tidak seberat perjuangan naik, tapi cukup memakan energi. Ditambah lagi dengan perut yang sudah berteriak minta diisi, semakin mempercepat laju perjalanan turun kami. Segera setelah beristirahat sejenak setibanya di bawah kami langsung menuju Po Lin Monastery untuk menebus kupon makanan dengan tiket tadi. Untuk masing-masing orang mendapatkan jatah 1 piring bihun goreng, 1 mangkuk kembang tahu, dan 2 jenis snack / roti / puding. Semua hidangan tersebut kami nikmati di taman terbuka. Entah karena lapar, letih, atau memang masakan yang memang lezat, tidak terasa dalam sekejap makanan tersebut langsung berpindah tempat ke dalam perut kami. Tapi menurut pendapat saya pribadi untuk ukuran masakan vegetarian, hidangan di sini termasuk lezat.

Berjalan menuju ke Po Lin Monastery
Salah satu toko suvenir di kawasan Po Lin Monastery
Hidangan paket ekonomis yang ditebus di Po Lin Monastery, semua merupakan hidangan vegetarian
Patung Dewi Guan Yin di depan Po Lin Monastery
Bunga teratai (lotus) tumbuh dengan subur di salah satu kolam
Sesudah bersantap ria dan meluruskan kaki sejenak, saatnya untuk melanjutkan perjalanan kami berkeliling Po Lin Monastery. Setelah puas berkeliling kami langsung menuju stasiun bis untuk pulang.
Bersambung ke perjalanan di Hongkong berikutnya, sampai jumpa (^-^)

Minggu, 19 Mei 2013

Cerita Kuliner Trip: 1 Night at Singapore - nuraisya blog

20 April 2013

Laporan jalan-jalan lagi neh. Kali ini dari Singapore, walau cuma semalam lumayan sambil nunggu transit penerbangan Jakarta-Hongkong. Judulnya sih, menengok tante yang sedang sakit di Hongkong (jadi pengiring buat tante-tante yang lain), tapi bolehlah sambil mampir-mampir sedikit. Tiba di Singapore pukul 17.55 langsung menuju People's Park Centre, tempat menginap malam itu. Setelah merapikan diri, makan malam di foodcourt terdekat, dan berunding akan ke Marina Bay Sands atau berbelanja di Orchard. Akhirnya diputuskan untuk ke Marina Bay Sands, dengan berbekal petunjuk dari petugas MRT (kereta bawah tanah) yang dengan ramah menjelaskan jalur MRT yang harus diambil, turun di stasiun mana, bahkan sampai cara kembali ke tempat kami menginap. 

Setelah sampai di stasiun Bayfront kami langsung menuju keluar ke taman dengan mengikuti papan petunjuk jalan. Menyusuri lorong cermin yang cukup panjang kami pun tiba di luar Marina Bay Sands, siap menuju Gardens by the Bay.

Foto Marina Bay Sands dari bawah

Karena tiba di sana sudah cukup malam, pemandangan yang dapat dinikmati pun terbatas salah satunya adalah cahaya warna-warni Supertrees yang berubah-ubah seiring dengan alunan musik. 

Supertrees, Gardens by the Bay
Cahaya dari Supertrees selalu berubah-ubah sesuai musik
Gardens by the Bay sendiri memiliki area yang sangat luas, jadi tidak mungkin untuk bisa dikelilingi dalam semalam. Ditambah dengan lelah karena perjalanan sebelumnya, kami pun hanya berkeliling di seputar danau saja. Selain itu kebanyakan fasilitas taman sudah tutup dan lebih baik dilihat pada siang hari. Saat kembali ke Marina Bay Sands untuk pulang, kami mengambil rute lain melewati jembatan atas yang dipenuhi dengan pohon cemara di kanan dan kirinya. Pemandangan dari atas ternyata tidak kalah menakjubkannya, jadi kalap jeprat-jepret (walau kebanyakan hasilnya buram ^-^). 

Singapore Flyer, ferris wheel terbesar di dunia sampai dengan saat ini
*diambil dari atas jembatan dari Gardens by the Bay menuju Marina Bay Sands
Mejeng sebentar di Changi sebelum berangkat
*difotokan tanteku
Setelah beristirahat, keesokan paginya langsung lanjut ke Changi Airport siap berangkat menuju Hongkong. So, sampai jumpa di liputan berikutnya... bubye... (^-^)

Sabtu, 11 Mei 2013

Cerita Kuliner Trip: Taman Bunga Nusantara, Cipanas - nuraisya blog

Dotto Trains
6 April 2013

Masih di bulan April, kali ini giliran jalan-jalan ke daerah Puncak yaitu Taman Bunga Nusantara. Walaupun taman ini sudah diresmikan sejak tahun 1995 dan sudah sekian lama pulang pergi ke Puncak, baru kali ini kesampain untuk bisa menginjakkan kaki ke sana. Ide ini pun tercetus dadakan saat jalan-jalan bersama teman-teman kantor diputuskan untuk menginap di salah satu villa di Cimacan. Akhirnya pagi itu kloter pertama (yang ingin ke Taman Bunga dulu) pun berangkat ke sana beranggotakan aku, Indra, Vika, Enik, Hendra, Teddy, Patra, Sofyan dan Maldi.

Berlokasi di Jl.Mariwati KM 7, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Indonesia. Ada beberapa pilihan rute yang dapat ditempuh untuk menuju ke sana, kebetulan kemarin kami mengambil rute masuk yang paling depan (setelah melewati Jembatan Ciloto belok ke kiri). Setibanya di sana cuaca waktu itu gerimis, sehingga kami memutuskan untuk mengambil paket tiket masuk + tiket naik "Dotto Trains" (hitung-hitung berteduh di dalam Dotto sambil menikmati pemandangan taman). 

Berikut harga tiket Taman Bunga Nusantara:
  • Rp.25.000,- untuk tiket masuk saja
  • Rp.30.000,- untuk paket tiket masuk + tranportasi Dotto Trains / Garden Tram (keliling taman)
  • Rp. 4.000,- untuk tambahan naik Mobil Wira-Wiri
Untuk jam operasional:
  • 8.00 sd 17.00 pada hari kerja
  • 8.00 sd 17.30 pada akhir pekan dan hari libur
Kesan pertama yang didapat saat berkeliling taman dengan Dotto adalah "Waaawwww" (alias norak), ga nyangka ternyata di tempat yang agak tersembunyi di daerah Cipanas ini tersimpan sebuah tempat wisata yang menurut aku cukup pantas untuk masuk skala internasional. Setelah cukup lama terpukau tak terasa Dotto sudah hampir menyelesaikan satu putaran mengelilingi taman, dan langit pun sudah kembali cerah. Akhirnya kami turun di perhentian terdekat, supaya bisa menikmati keindahan taman dengan berjalan kaki (biar bisa sambil narsis ria menclok kanan kiri ^-^). Sayang dikarenakan sudah ada janji untuk makan siang di villa sehingga waktu berkeliling pun otomatis jadi singkat, hanya bisa mengunjungi French Garden, Japanese Garden, Dutch Green House, Water Garden, melihat Clock Garden, melewati Rose Garden, Swan Lake, Labyrinth Garden, Musical Fountain. Untuk Palm Garden, American Garden, Mediterranean Garden, Balinese Garden dan Observation Tower harus direlakan untuk kunjungan berikutnya. Selain fasilitas di atas, sebetulnya taman ini juga menyediakan tempat bermain untuk keluarga seperti ATV, Super Go-kart dan masih banyak lagi.

Pemandangan dekat pintu masuk Taman Bunga Nusantara
Aku sedang bergaya di depan Clock Garden
*foto oleh Indra*
Brontosaurus raksasa dari tanaman
Dari ki-ka: Maldi, Sofyan, Indra, Patra
Berpose di setiap sudut yang dilewati (Enik, Vika, aku)
*foto oleh Indra*
Dari sekian banyak tempat yang bisa dikunjungi, taman bergaya Perancis (French Garden) inilah yang paling ramai buat ajang bernarsis ria. Mulai dari yang khusus pakai model buat bergaya di depan kamera. Sampai yang model dan fotografer gadungan seperti kita-kita ini ^-^ begitu sampai di sini langsung sibuk mengeluarkan smartphone dan kamera masing-masing. Padahal beberapa saat sebelumnya yang sibuk jeprat-jepret cuma aku dan Mas Hendra. Yang pasti aku syukur banget ada Mas Hendra saat itu, lumayan buat bantu ambil foto bersama.

Sibuk berfoto ria di French Garden
Bergaya bersama di French Garden
Dari ki-ka: Sofyan, Vika, Mas Hendra, Teddy, Patra, Maldi, Enik, Indra, aku
*foto diset oleh Mas Hendra*
Water Garden
Patung Dewi Kunti di tengah danau
Menuju Dutch Green House (Mas Hendra terlihat girang sekali ^-^)
Berbagai koleksi bunga di Taman Bunga Nusantara
Ajang narsis berikutnya di kunjungan kami hari itu adalah Japanese Garden, yang ditata sedemikian rupa hingga menyerupai tampilan kebun-kebun pelataran rumah kuno di Jepang. Mulai dari pancuran bambu di kolam kecil, jembatan kayu di atas danau kecilnya, sampai beberapa bangunan rumah kecil ala Jepang.
Gerbang Masuk Japanese Garden
Lagi-lagi mejeng (aku lagi kumat narsisnya,  maklum biasanya di belakang kamera)
Thanks ya Ndra, sudah mau motoin
Mas Hendra iseng ngambil behind the scene-nya, alhasil jadi mirip foto Pre Wed :p
Yak, sampai di sini liputan mengenai Taman Bunga Nusantara, semoga akan ada kunjungan berikutnya. Karena aku akui perjalanan hari itu sangat menyenangkan, jadi buat yang bingung akhir pekan mau kemana tempat ini boleh menjadi salah satu alternatif pilihan wisata kalian. Untuk info lebih lengkap silakan kunjungi situs Taman Bunga Nusantara. Sampai jumpa di liputan berikutnya (^-^)

Selasa, 07 Mei 2013

Cerita Kuliner Delicious Treat @ Nanny's Pavillon - nuraisya blog

Saatnya icip-icip makanan di Nanny's Pavillon. Sudah pingin nyoba sejak pertama mendengar resto bernama Nanny's Pavillon dan melirik sebentar saat melintas di Mal Central Park, Jakarta. Akhirnya tercapai juga di bulan April lalu, karena kebetulan ada yang traktir di sana.

Dimulai dengan sambutan ramah dari pelayan-pelayan berpakaian ala "maid" berwarna hijau muda polkadot putih dan celemek putih. Yang dengan sabar menjelaskan detail dari menu-menu dan promo yang disediakan. Penyajian hidangan nya pun cukup menarik dan menggugah selera. Tempatnya sendiri memiliki suasana seperti berada di teras rumah, lengkap dengan meja kayu, ayunan kayu panjang, pohon dan tanaman-tanaman hias.

Makanan yang dipilih kemarin (dengan kisaran harga mulai dari Rp.29.000 sd Rp.49.000):
Hubert's Chicken Capers, fettucine dengan fillet ayam
Kim's Tuna with Rice, nasi bakar dengan potongan daging tuna dan lelehan keju di atasnya
Hot Tuna Fettucini, fettucine dengan tuna pedas
Fish 'n Chips, potongan fillet ikan lengkap dengan kentang goreng dan mayonese-nya
Nanny's Cocktail (Mango), 1 pitcher cocktail untuk berempat & dengan rasa yg nikmat dan segar
Crazy Chocolate Waffle, rasanya sudah tidak diragukan lagi karena spesialisasi resto ini pancake dan waffle (harus coba, apalagi buat penggemar coklat dan waffle seperti saya)


Penamaan dan dekorasi dari cabang-cabang Nanny's Pavillon sendiri cukup unik karena merupakan perwakilan dari bagian-bagian sebuah rumah. Untuk cabang Central Park dinamakan dengan Nanny's Pavillon "Terrace", yang merupakan presentasi dari teras rumah. Sedangkan bagian lain dari rumah seperti Barn, Garden, Library, Kimberly's Room, Living Room dan Bathroom tersebar di cabang-cabang Jakarta dan Bandung lainnya. Detail lebih lengkap mengenai Nanny's Pavillon bisa dilihat di situs resmi Nanny's Pavillon.