Trip kali ini ga jauh-jauh dari negeri sendiri masih seputar Jawa Barat yaitu Garut. Sebetulnya si jalan-jalannya sudah dari beberapa bulan yang lalu, cuma baru sempat nulis sekarang. Untuk kemudahan selama di sana kami memilih untuk berkendara sendiri. Selain itu dengan membawa mobil sendiri perjalanan yang cukup jauh pun tidak terasa terlalu melelahkan karena lebih nyaman. Urusan bensin juga tidak perlu khawatir kalau menggunakan mobil yang sudah menggunakan teknologi LCGC seperti Toyota Agya yang sudah pasti irit.
|
Tampak luar yang sporty dan chic, cocok buat cewek atau cowok |
|
Tempat duduk yang luas, sehingga nyaman sekalipun berkendara jauh |
|
Ruang bagasi yang cukup luas, nolong banget kalau plesir pulang-pulang tas nya beranak dengan oleh-oleh hehehe |
Yang pasti Agya bisa mengantar kita untuk kemana saja dengan nyaman dan ekonomis, belum lagi harganya yang sangat terjangkau dengan kualitas yang tidak kalah ciamik dengan mobil-mobil yang jauh lebih mahal. Oops jadi keterusan bahas Agya. Yuk, intip sebentar tempat-tempat yang kita berhasil jelajahi selama di Garut.
Nasi Liwet Pa Asep Strobery
Yang satu ini tempat makan yang cukup terkenal di Garut. Tempatnya luas sekali selain ada danau kecil tempat kita bisa bersampan ria, flying fox, taman bermain anak-anak, arena berbecak mini, dan juga rumah berbentuk stroberi yang unik. Unik karena selain berfungsi sebagai tempat makan juga dilengkapi terowongan-terowongan kecil di bawahnya. Seru kali ya kalau bawa anak kecil makan di sini kebayang mereka berseliweran di dalam terowongan sambil dikejar orang tuanya untuk disuapi. Makanannya pun termasuk ekonomis untuk porsi yang cukup nendang buat kami yang siang itu sudah kelaparan.
|
Rumah stroberi dengan pintu masuk biasa dan versi terowongan |
|
Bagian dalam rumah stroberi |
|
Buat yang mau nyobain naik sampan |
|
Nasi liwet lengkap dengan ayam dnn bebek goreng beserta pernak-perniknya. Catatan nasi di dalam panci ternyata banyak kalau pesan jangan berlebihan takut tidak habis. |
|
Tempat cuci tangan, sempat terpikir ikan-ikan di bawahnya sudah kebal air sabun donk ya |
Kebun Mawar Situhapa
Lanjut ke tujuan wisata berikutnya, eh sebetulnya bukan cuma tempat wisata saja sih. Kebun Mawar ini merupakan hotel yang dikelilingi oleh kebun dengan beraneka ragam tanaman terutama mawar. Hotel ini berupa bungalow-bungalow kecil yang agak terpisah-pisah sehingga nyaman banget selain udara yang segar privasi pun lebih terjaga. Cocok buat yang lagi cari ilham buat menulis sambil menikmati keindahan, pasangan yang sedang bulan madu, atau liburan keluarga. Selain kebun yang luas dan taman yang cantik, ada juga rumah pohon dan maze. Yang pasti kami sangat menikmati keseluruhan waktu tinggal kami di sini.
|
Gerbang yang memisahkan lobby hotel dan taman beserta tempat hunian |
|
Setiap sudut terlihat cantik, perjalanan menuju kamar kami tidak terkecuali |
|
Air mancur kecil turut menghiasi taman di Kebun Mawar |
|
Pemandangan dari kamar kami |
|
Bunga mawar di salah satu kebun pembibitan |
|
Salah satu bunga yang unik, seperti sisik naga |
|
Mawar ungu, jadi inget Topeng Kaca hehehe |
Chocodot
Lanjut ke tujuan berikutnya yaitu berburu oleh-oleh. Kalau orang dengar kata Garut pasti langsung nyambung dengan dodol. Yup, mentang-mentang lagi di sana langsung sibuk beburu dodol beraneka rasa. Dari sekian banyak varian rasa yang paling aku suka sih dodol rasa jagung. Selain dodol oleh-oleh berikutnya yang kita buru adalah Chocodot. Walaupun sekarang sudah mulai ditemukan dijual di beberapa mini market di Jakarta. Ga ada salahnya tetap mampir dari sekian banyak toko kita memilih mampir ke toko yang ada payung emas bergaya Bali di depannya. Karena di sepanjang jalan bertebaran spanduk toko yang menjual Chocodot, yang satu ini menurut kami yang paling lengkap. Mulai dari coklat rasa dodol, rasa gula asam, coklat mutiara, coklat enteng jodoh (serius beneran ada di sini...) Selesai borong coklat saatnya lanjut ke Darajat buat berendam air panas.
|
Pemandangan toko Chocodot |
Darajat Pass
Mirip-mirip Puncak tapi bedanya di sini banyak sekali pemandian dan kolam air panas alami. Semakin mendekati puncak ada beberapa tempat pemandian yang bisa kita pilih. Kami memilih pemandian yang kedua karena di tempat pertama sangat ramai. Ternyata tidak jauh berbeda, namanya juga liburan pasti penuh orang. Setelah letih perjalanan ternyata berendam di kolam air panas enak sekali, semua otot yang tegang dan kaku langsung hilang. Cuma berganti dengan perut yang lapar karena sudah masuk jam makan siang.
|
Darajat Pass, kolam pemandian yang paling pertama kami temui saat menaiki Darajat |
Mulih Desa
Tempat makan unik lainnya di Garut, Mulih Desa. Di sini kita bisa rasain yang namanya makan di tengah-tengah sawah dan danau teratai. Makan di sini sembari menikmati kehijauan serasa benar-benar kembali ke desa. Nyeruput teh manih hangat sambil menyantap ayam bakar dan sayur asem yang lezat pokoknya mantap.
|
Nyawah yokkk |
|
Nasi timbel komplit |
Candi Cangkuang
Akhirnya ke tempat bersejarah juga, kami memilih Candi Cangkuang sebagai penutup karena searah dengan perjalanan kami meninggalkan Garut. Terletak di sebuah pulau kecil di tengah Danau Cangkuang. Jadi kita harus menaiki rakit untuk menuju ke sana. Sembari menuju sana kita bisa lihat para nelayan beraksi beserta pemandangan pegunungan yang memang mengelilingi lokasi candi ini.
|
Inilah penampakan rakit yang akan menyeberangkan kami |
|
Para nelayan beraksi dengan latar pegunungan |
Candi Cangkuang terletak persis di sebelah makam seorang pemuka agama Islam Embah Dalem Arief Muhammad yang konon merupakan leluhur penduduk Desa Cangkuang. Selain itu candi ini merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda. Dari penjelasan penjaga museum di samping candi, ketika menggali makam ditemukan puing reruntuhan candi yang akhirnya disusun kembali hingga seperti sekarang. Lebih ke dalam lagi terletak pemakaman penduduk desa.
|
Candi Cangkuang yang kini sudah megah berdiri kembali |
Bicara tentang desa, di pulau kecil ini terdapat desa yang dibatasi jumlah keluarga nya bernama Kampung Pulo. Desa ini hanya boleh dihuni oleh enam keluarga, oleh karena itu hanya ada 7 bangunan di sini. Enam untuk hunian masing-masing keluarga dan satu bangunan Masjid. Selain itu ada larangan memelihara binatang berkaki empat, dan keturunan yang bisa tetap tinggal di desa tersebut adalah keturunan perempuan karena yang pria harus pergi meninggalkan desa.
|
Kampung Mulih, ini rumah dengan penghuni desa sungguhan loh |
|
Oleh-oleh foto dari salah satu hotel terkenal di Garut. Ada yang bisa tebak dimana ini? |
Yak, berakhir sudah perjalanan kami di Garut. Memang masih banyak tempat wisata cantik dan menarik yang belum sempat kami kunjungi karena keterbatasan waktu seperti pantai dan curug. Tapi kami menikmati perjalanan kami kali ini. Karena berjalan bersama teman-teman ke tempat baru selalu menyenangkan, sampai jumpa di lain waktu. Byee ^.^