"Kaaa... lu nulis blog donk..." kurang lebih begitu kalimat pembuka dari percakapan di grup travel kecil kami sore itu. Sambil mencermati iklan
Kompetisi Blog 10 Tahun AirAsia Indonesia yang ia kirim dan mendengarkan celotehan antusiasnya yang menyuruhku untuk ikutan (secara dalam grup ini cuma aku yang ketahuan punya blog). Tidak tanggung-tanggung ia siap membeli salah satu hadiah tiket ke Nepal kalau aku menang nanti, uang sakunya boleh buatku semua katanya. So sweet kan? Sambil mikir memangnya sudah pasti menang ya, terus kalau memang menang brarti harus pergi bareng si anak tukang ngilang yang satu itu? Bisa-bisa ada edisi "Lost in Nepal" nih. Oke, stop dulu menghayalnya karena bakalan susah buat menangin lomba ini. Mau tau kenapa? Pertama ini AirAsia gitu loh, begitu iklan lomba ini beredar sudah pasti banyak yang berminat apalagi setelah baca hadiahnya. Siapa sih yang tidak mau jalan-jalan gratis ke Nepal dapat uang saku sepuluh juta rupiah pula. Kedua, mengingat jurinya adalah ratu blogger travel kondang
Trinity, yang terkenal dengan cara penulisannya yang asal jeplak dan selalu bikin pembacanya ngakak itu. Konon penulis akan lebih menyukai gaya tulisan yang mirip dengan gayanya sendiri, gaya tulisanku kan beda banget... Yah terlepas dari itu semua, tidak ada salahnya untuk tetap ikut dan berharap untuk menang. Seperti kata orang dulu raihlah cita-cita setinggi langit... hufff (tarik napas)... SEMANGAAATT.....!!
Nah, sekarang giliran cerita yang sesuai tema nih. Kalau diingat-ingat pengalamanku dengan AirAsia sendiri masih tergolong sedikit, tapi di antaranya ada beberapa yang cukup berkesan (kalau masih teringat berarti cukup okelah, secara aku ini pelupa berat). Persis orang jatuh cinta yang namanya cinta pertama itu pasti tidak akan terlupa, aku pertama kali naik AirAsia tahun 2006 dengan tujuan ke negara asalnya yaitu Kuala Lumpur, Malaysia. Dimana pada zaman itu bisa menginjakkan kaki di luar negeri saja bangganya setengah mati, ditambah lagi ini adalah perjalanan pertama dengan hasil jerih payah sendiri. Jadi AirAsia yang saat itu menawarkan harga tiket yang terbilang nyaman di kantong, bisa dibilang merupakan titik awal dari prestasi-ku bisa ke luar negeri dengan mandiri tanpa subsidi dari orang tua sama sekali.
Setelah itu sudah tidak terhitung lagi pengalamanku terbang bersama AirAsia. Pengalaman lainnya dengan AirAsia yang masih gres di benakku adalah penerbanganku dari Surabaya ke Bangkok di awal tahun 2014 ini. Yang unik dari penerbangan kali ini bukan karena aku yang notabene berdomisili di Jakarta malah nyasar berangkat ikut rombongan Surabaya buat jalan-jalan ke Thailand, Kamboja dan Vietnam. Tapi hari keberangkatannya yang cukup bersejarah, penerbangan kami di sore itu adalah penerbangan terakhir di Bandara Juanda sebelum akhirnya bandara tersebut ditutup beberapa hari ke depan dikarenakan Gunung Kelud meletus. Kami juga baru tahu perihal tragedi tersebut setelah mendarat di Bangkok. Sedikit saja keterlambatan berakibat batalnya seluruh rencana liburanku yang sudah direncanakan dari satu tahun sebelumnya. Untungnya selama naik AirAsia belum pernah aku mengalami yang namanya delay karena hal apapun.
|
Sedikit kenangan dari perjalananku tersebut, searah jarum jam dari atas kiri: Nasi Lemak Pak Nasser yang lezat; pemandangan dari dalam pesawat AirAsia di sore yang bersejarah (anehnya sisi jendelaku masih terang padahal di jendela seberang sudah jingga); saat mejeng di Bandara Don Mueang beberapa hari kemudian; tiket AirAsia Surabaya-Bangkok |
Murah meriah sudah, on time juga sudah, sekarang servisnya. Seperti di beberapa penerbangan lainnya yang sudah menerapkan check in sendiri, selain online di AirAsia bisa juga lewat mesin-mesin yang tersedia di bandara. Walaupun judulnya sendiri tenang aja tetap ada petugas AirAsia yang berjaga di dekat mesin tersebut untuk membantu calon penumpang yang kebingungan dengan sistem ini (sudah dibuktikan sendiri olehku yang agak katrok waktu pertama kali coba). Jadi antrian check in ke counter cuma buat bagasi dan verifikasi saja, servis pun terasa lebih cepat. Way to go AirAsia! Sedikit tambahan makanannya AirAsia juga oke, jadi kangen nasi lemaknya slurppp.... Pendek kata terima kasih AirAsia karena telah hadir hampir di setiap perjalananku dan menambah warna dalam hidupku, semoga AirAsia tetap jaya dan semakin berkembang baik dari mutu maupun destinasi! Cheers ^.^
Tulisan ini diikut sertakan dalam kompetisi blog 10 tahun AirAsia Indonesia