Kamis, 27 Februari 2014

Cerita Kuliner Trip: Pisa & Florence, Italy - nuraisya blog

Jum'at, 13 September 2013
Pisa
Akhirnya perjalanan kereta antar kota pertama di Eropa (Rome ke Pisa), karena kami hanya singgah di Pisa maka penitipan koper pun menjadi tujuan pertama kami setiba di Stasiun Pisa. Daripada menenteng koper sembari menjelajah kota lebih baik merogoh kocek beberapa euro dan kita pun bisa meninggalkan barang bawaan kita dengan tenang. Oiya, jangan lupa untuk beli tiket kereta tujuan berikutnya sebelum meninggalkan stasiun (untuk kami waktu itu adalah Florence). Kota Pisa mungkin merupakan kota terpanas dari seluruh kota yang kami singgahi selama perjalanan kami di Eropa kala itu. Selain terik kami juga sempat nyasar saat perjalanan balik dari The Leaning Tower ke stasiun kereta. Saking teriknya, kulit kakiku yang hari itu sok-sokan pakai sendal jepit langsung kering dan pecah-pecah. Oke cukup curhatnya, mari kita bahas apa saja sih yang kami lakukan di kota Pisa...

Foto tampak belakang aku saat menjelajah kota Pisa (foto oleh Leny)
Dengan rambut sedikit awut-awutan sehabis nabung tidur di kereta sebentar
Barisan wine yang menggoda, terutama buat para kolektor miras (ada 2 di pasukan kami)
Sayang aku bukan salah satu penggemar jenis minuman yang satu ini
Sekelumit gambaran kota Pisa di bawah hamparan langit biru nan cerah, indah bukan??

01. The Leaning Tower of Pisa
Aku dan Leny sedang berpose geje
di depan menara Pisa
(ceritanya si nyender gitu)
Difotokan oleh Cecil
Menara yang satu ini kayaknya tidak perlu penjelasan lebih jauh, karena banyak yang bilang belum ke Italy namanya kalau belum melihat atau berpose jayus di depan menara yang miring ini. Kenapa sih harus pose jayus? Kalau ditanya seperti itu bingung juga ya jawabnya, mungkin karena kemiringan si menara tersebut seakan-akan memanggil hati kecil kita untuk menjawab tantangannya berpose di depannya dengan berbagai pose yang nyeleneh. Konon menara ini miring bukan karena disengaja loh... Semua itu bermula dari masa pembangunannya, waktu itu tanah tempat si menara ini berpijak terlalu lembek untuk menopang bobot menara dan kian miring dari hari ke hari. Hingga di suatu titik akhirnya stabil dan jadi seperti sekarang ini. Siapa sangka gara-gara kesalahan teknis tersebut menara miring ini malah menjadi salah satu kebanggaan Italy terutama buat kota Pisa.

Untuk ke sini dari stasiun sebetulnya mudah, cukup mengikuti petunjuk jalan dan bertanya pada beberapa orang lokal sepanjang perjalanan kita bisa tiba di sana dalam waktu yang singkat. Memasuki komplek The Leaning Tower tidak dipungut bayaran alias gratis tis tis... jadi tidaklah heran bila banyak turis yang berseliweran dengan pose-pose jayusnya di setiap penjuru komplek tersebut (termasuk kami tentunya hehehe...). Lain halnya untuk bisa masuk dan mendaki ke atas menara dipungut bayaran, dan kami memilih untuk tidak masuk kali itu. Cukup sudah acara daki-mendaki sejak St.Peter's Dome kemarin (simpan energi, perjalanan masih panjang).

Foto geje lainnya, contoh foto yang gagal
(posisi kurang pas, perabotan juga masih keliatan)
Sepulang dari sini kami mampir untuk makan siang di sekitar komplek menara, setelah itu dimulailah perjalanan penuh keringat dan perjuangan akibat tersesat saat kembali menuju stasiun kereta. Yah tapi tidak apa-apa hitung-hitung jalan-jalan menikmati kota Pisa. Setelah puas memutari kota Pisa, akhirnya kami tiba juga di stasiun kereta dengan sedikit tergopoh-gopoh tentunya karena masih harus menebus koper di tempat penitipan dulu. Baru bisa naik kereta, jangan lupa untuk mem-validasi tiket kereta di mesin-mesin yang tersedia di peron tempat kita akan naik (menjaga kemungkinan kena periksa petugas saat di atas kereta, dendanya lumayan bok..). Sedikit cerita di perjalanan kami Rome - Florence yang berjarak cukup dekat plus terlambat naik kereta aku dan seorang teman lagi tidak kebagian tempat duduk, alhasil kami ngemper alias duduk di lantai (kapan lagi coba ngemper di kereta Eropa hehehe).

Pisa Cathedral dan The Leaning Tower of Pisa, kalo di sini keliatan sekali kan miringnya
Banyak yang seru dan asik sendiri berpose geje di komplek ini, mulai dari model sampai fotografernya :p 
Akhirnyaaaa..... ketemu juga stasiunnya, entah kenapa pergi dari depan balik-balik kok tembus dari belakang :o
Yah, yang penting sampai tepat waktu. Bubye Pisa here I come Florence...

Florence
Kota yang satu ini merupakan kota seni-nya Italy. Sebetulnya Florence termasuk kota kecil karena kemana-mana nyaris bisa ditempuh cukup dengan berjalan kaki, selama memilih tempat menginap yang tepat tentunya. Tapi banyak sekali objek wisata yang cukup menarik dan bisa dikunjungi di sini, sayang kami hanya sehari semalam saja menghabiskan waktu di kota yang cantik ini. Segera setiba di stasiun kami langsung menuju ke hostel dan masing-masing mendapat selembar copy peta lengkap dengan penjelasan dari pemiliknya yang baik hati. Setelah salah seorang temanku menandai semua tujuan di petanya, kami segera meluncur ke tempat-tempat yang sudah menjadi incaran kami di kota ini.

Namanya juga kotanya seni, di sini banyak sekali karya-karya seni yang bertebaran menggoda untuk dibeli
Salah seorang temanku akhirnya membeli poster dari salah satu pedagang kaki lima versi Florence
Patung (merman??) merupakan satu dari patung-patung yang bertebaran
 di hampir setiap penjuru kota Florence

02. Galleria dell'Accademia
Sambil nunggu ngantri masuk,
iseng moto mas yang lagi nunggu juga
Yang, kamu dimana?
Dengan bermodalkan peta Florence dari si pemilik hostel, kami tidak begitu kesulitan untuk menemukan tujuan kami yang pertama di kota ini. Sekilas galeri ini tampak serupa dengan bangunan di sekitarnya, yang membedakan hanyalah tali antrian dan petugas penjaga yang dengan tegasnya membatasi jumlah pengunjung yang diperbolehkan masuk ke dalam. Setelah mengantri sejenak akhirnya tiba giliran kami untuk masuk dan menebus tiket masuk seharga €11. Galleria dell'Accademia adalah museum seni yang di dalamnya terdapat banyak patung dan lukisan dari para seniman ternama zaman Renaissance. Tapi yang paling terkenal di antara itu semua adalah "David" sebuah patung marmer hasil karya Michelangelo. Sekilas tentang David atau yang lebih dikenal dengan nama Daud (versi Indonesia), merupakan salah satu tokoh dari Alkitab yang berhasil mengalahkan raksasa bernama Goliath hanya dengan sebuah ketapel. Di sini ia tergambar dengan gagahnya, dengan sosok seorang pemuda telanjang yang sedang berdiri tegak memandang ke samping (entah lagi liatin apa atau siapa). Sosok patung David yang terbuat dari marmer dan berukuran sekitar 5m ini pahatannya sangat amatlah detail. Tidak heran Michelangelo sampai dijuluki jenius pada masanya. Mata, hidung, mulut, rambut ikalnya, otot, sampai bagian lain pada tubuhnya yang tidak bisa disebutkan, pahatannya nyaris sempurna layaknya seorang manusia sungguhan (singkatnya ganteng banget dah hehehe). Sayang ada larangan untuk mengambil foto selama di museum ini. Dan seperti biasa, lagi-lagi salah seorang temanku mencuri-curi untuk mengambil foto yang lagi-lagi disertai teriakan larangan dari petugas yang berjaga di setiap pojok museum.

Tidak bisa mengambil fotonya cukup tiketnya saja
(sambil meringis sedih)
Selain itu ada juga karya-karya menarik lainnya, seperti patung dan mural yang menggambarkan Dante Alighieri, seorang sastrawan ternama yang berasal dari Florence. Karya dari Dante yang paling terkenal "Divine Comedy", menceritakan tentang perjalanannya ke neraka, tempat penyucian dan surga yang juga tergambarkan di salah satu lukisan di galeri ini. Tidak berapa lama berkeliling di sini, tiba saatnya museum tutup yang berarti kami harus meneruskan perjalanan kami ke tujuan berikutnya. Sampai ketemu lagi David... 


03. Basilica di Santa Maria del Fiore (Florence Cathedral)
Tampak depan basilica, foto diambil pada keesokan paginya.
Menara menjulang di sebelahnya adalah Giotto's Bell Tower
Keluar dari Galleria dell'Accademia, kami sedikit berbalik arah kembali ke Piazza del Duomo yang merupakan sebuah plaza yang terletak di jantung kota Florence. Di plaza ini terdapat 3 bangunan yang sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia, mereka adalah Florence Cathedral, Baptistery of St.John dan Giotto's Bell Tower. Dimulai dari Florence Cathedral, bangunan bergaya Gothic-Renaissance ini sudah mulai dibangun sejak tahun 1296 dan menyandang gelar bangunan dengan kubah berbasis batu-bata terbesar di dunia. Bagian luarnya berlapis marmer polikrom beraneka warna, dengan motif yang merupakan ciri khas dari kota Florence. Walau sempat tergiur untuk naik ke puncak kubah basilica ini, kami akhirnya mengurungkannya (sedikit sayang sih, tapi mengingat waktu dan tenaga ini keputusan yang terbaik saat itu). Kami hanya memutari bagian luarnya dan tidak butuh waktu lama untuk menyadari bahwa basilica ini sangatlah besar dan luas. Pantas saja basilica ini masuk di jajaran gereja terbesar di Eropa, tepatnya di urutan ke-4. Mengintip bagian dalamnya sejenak, yang dilanjutkan dengan menikmati bagian depan basilica di terpaan cahaya matahari senja.

Basilica dari sisi samping (foto diambil pada keesokan paginya)
Berfoto di sisi samping basilica (foto diambil pada senja hari oleh Cecil)

04. Baptistery of St.John (Florence Baptistery)
Berlokasi tepat di seberang Florence Cathedral, salah satu bangunan tertua di kota Florence (1059-1128). Bangunan berbentuk oktagon ini berfungsi sebagai tempat pembaptisan. Bagian luarnya dilapisi dengan marmer polikrom dengan tampilan yang senada dengan Florence Cathedral. Memiliki 3 pintu di sisi Timur (dikenal juga dengan Gerbang Surga), Utara, dan Selatan. Dimana pada masing-masing daun pintunya berupa relief yang terbagi-bagi menjadi beberapa panel cerita dan para tokoh yang diangkat dari Alkitab. Walau tempat ini terbuka untuk umum, yang sangat disayangkan adalah waktu kedatangan kami kemari yang bertepatan dengan berakhirnya jam kunjungan dan waktu keberangkatan kami dari Florence esok hari adalah sebelum waktu buka. Jadi kami terpaksa melewatkan kesempatan untuk bisa melihat bagian dalam bangunan ini.

Baptistery di kala senja, pintu gerbang timur terlihat dengan jelas di sini (pintu yang mencolok dengan warna emasnya)

05. Pallazo Vecchio (Old Palace)
Old Palace di malam hari
Saatnya beranjak ke pusat kota Florence lainnya yaitu Piazza della Signoria, tempat berdirinya Palazzo della Signoria atau yang kini lebih dikenal dengan sebutan Pallazo Vechhio (Old Palace). Sejarah singkat, bangunan kokoh yang menyerupai kubus ini pernah menjadi pusat pemerintahan keluarga Medici di Florence sampai akhirnya ditinggalkan dan memperoleh gelar Old Palace. Tempat ia berdiri sekarang juga sebelumnya adalah bekas reruntuhan milik keluarga pemberontak. Begitu pula dengan posisi menara yang tidak tepat di tengah, karena memang dibangun dengan memanfaatkan menara kuno sebagai fondasinya. Bisa dibilang dari zaman dulu konsep "reuse & recycle" sudah diterapkan. Kembali ke masa kini, hal lain yang menarik untuk dilihat di sini adalah replika dari patung David-nya Michelangelo "Mini David" yang selalu setia menjaga di depan Old Palace. Disebut mini karena memang ukurannya yang memang jauh di bawah aslinya. Buat yang gagal mencuri foto di Galleria dell'Accademia bolehlah puas-puasin berfoto bersama David di sini, tidak dapat aslinya kw-nya juga bolehlah. Terserah mau berpose apa saja bersama si David yang ini, gratisan pula. Bila berkesempatan datang ke plaza ini di siang hari, wajib mampir ke salah satu museum yang tertua dan terkenal "Uffizi Gallery".

Mini David berpose di depan Old Palace

06. Loggia dei Lanzi
Masih di Piazza della Signoria, tidak jauh dari Old Palace ada sebuah galeri. Loggia dei Lanzi namanya, galeri yang satu ini sedikit berbeda dengan galeri-galeri di Florence yang lainnya. Biasanya kan galeri itu di ruangan tertutup, supaya karya-karya seninya tetap awet. Nah kalau di sini kita bisa nikmatin patung-patung karya seni zaman Renaissance dengan gratis, karena galeri ini terbuka lebar alias ngablak cuma ada atap dan tembok di sisi belakang saja. Jadi bolehlah kita puas-puasin berfoto di sini sambil mengagumi pahatan-pahatan yang detail dengan berbagai latar cerita dan tokoh. Mulai  dari Perseus yang sedang mengangkat kepala Medusa yang sudah terpenggal, Hercules yang sedang bergulat dengan Centaurus Nessus, Menelaus yang sedang menopang tubuh sekarat rekannya Patroclus dan masih banyak lagi tokoh-tokoh dari legenda Yunani lainnya bertebaran di sini.


Buat yang pernah nonton film-nya Brad Pitt "Troy" pastilah kenal dengan tokoh Achilles yang waktu itu diperankannya. Di sini ada juga kisahnya Achilles "The Rape of Polyxena", husss jangan pada ngeres ya rape di sini itu lebih ke arah penculikan. Adegan dari Achilles yang sedang menculik Putri dari Troy Polyxena untuk ditukar dengan mayat si kakak, Hector yang sudah kalah oleh Achilles. Pada pahatan patung berbahan marmer tersebut terlihat Achilles sedang memeluk erat Polyxena, sedangkan di kaki Achilles tergeletak mayat Hector. Di kaki yang satunya lagi terlihat Ratu Hecuba, ibunda dari Polyxena sedang berusaha menahan Achilles yang akan membawa pergi putri tercintanya. Selain itu ada fakta menarik yang mungkin cukup mengecewakan untuk para pecinta seni. Mungkin karena keadaan galeri yang cukup terbuka dan kurangnya pengawasan, nasib si kakak "Hector" sering kehilangan jari tangannya oleh pengunjung yang usil. Semoga kalian yang membaca artikel ini termasuk golongan orang yang bertanggung jawab dan menghargai setiap peninggalan sejarah baik di negara orang maupun di negara sendiri ya...

"Menelaus supporting the body of Patroclus"
"Hercules beating the Centaur Nessus"

07. Ponte Vecchio (Old Bridge)
Tidak banyak yang bisa aku ceritakan mengenai jembatan ini, Ponte Vecchio adalah sebuah jembatan tua yang membentang di atas Sungai Arno, Florence. Yang unik dari jembatan ini adalah toko-toko yang dibangun menyatu dengan jembatan itu sendiri. Mulai dari pedagang perhiasan, karya seni sampai pedagang cindera mata ada di sini. Jembatan ini juga memiliki mitos yang entah kapan bermula, konon pasangan yang menggantungkan gembok di sepanjang Ponte Vecchio dan melemparkan kuncinya ke sungai cintanya akan abadi. Sayangnya aksi tersebut merusak kelestarian dari jembatan yang sudah cukup berumur ini. Dan pada akhirnya diberlakukan denda untuk meredam aksi perusakan tidak langsung tersebut sebesar €160, dan cukup berhasil (iyalah, siapa juga yang mau bayar segitu mending buat makan). 

Ponte Vecchio di malam hari

08. Nonton Konser Gratis di malam hari
Buat yang suka nonton orkestra tapi ga modal, nah kalo lagi mengelilingi kota Florence silakan pasang kuping selebar-lebarnya. Seperti kami sewaktu dalam perjalanan balik dari Ponte Vecchio, sayup-sayup terdengar alunan merdu orkestra, sontak kami langsung mengikuti arah suara dan kerumunan orang terdekat yang sama-sama menikmati dari luar sebuah gereja. Yang pasti nonton orkestra secara live dari dekat seperti ini hal yang baru buatku, walau ga bisa dibilang dekat-dekat amat wong dari luar gereja di tengah kerumunan orang pula. Sambil dalam hati berpikir "ohhh, begini toh orkestra seperti di komik Nodame Cantabille..." disertai dengan muka takjub setengah ngeces.

Ini loh orkestra yang dimaksud, foto diambil dari luar

09. Berjalan kaki keliling kota di malam hari
Lambang zodiak-ku "Scorpio"
Yang namanya travel tuh belum asyik kalau tidak dihabiskan untuk berjalan kaki menikmati pemandangan setiap pelosok kota yang kita datangi. Untuk kota Florence tidak terkecuali, baik siang maupun malam memiliki keindahan masing-masing. Semisal lambang zodiak yang terhampar di salah satu pinggiran jalan dekat Uffizi Gallery ini, kalau malam pasti tidak begitu terlihat. Begitu pula dengan carousel (komidi putar) yang bertebaran hampir di tiap kota Eropa pada malam hari, model-model pasar malam di Indon gitu kali ya. Wisata kuliner juga ga kalah seru di malam hari, salah satunya Venchi gelato yang super enak (akan dibahas di postingan lain).


Deretan zodiak yang menyala di tengah kegelapan
Kuda-kuda di carousel sedang beraksi


Sabtu, 14 September 2013
10. Basilica of Santa Maria Novella
Gereja yang merupakan basilica (gereja besar) pertama yang didirikan di kota Florence ini berlokasi tepat di seberang stasiun kereta. Sebetulnya gereja ini tidak termasuk di daftar tujuan kami di Florence, secara tidak sengaja dalam perjalanan balik ke hostel sepulang menjemput dua teman kami yang mengikuti kebaktian di Florence Cathedral sambil belanja souvenir. Kami hanya sempat foto sebentar di depan basilica yang memiliki banyak chapel di dalamnya ini, karena mengejar jadwal kereta ke kota berikutnya.

Basilica of Santa Maria Novella di pagi hari
Interior kereta dari Florence ke Venice, kerennn... bisa tidur pulas hehehe
Saatnya melanjutkan perjalanan ke Venice kota yang paling romantis dan kota nya fashion sekaligus kandang sebuah klub bola terkenal di Italy, Milan. Kali ini naik kereta yang lebih bagus dengan seat yang dibook jadi tidak perlu khawatir bakal ngemper di dalam kereta. Tapi di review selanjutnya ya... bye for now... ^-^


Selasa, 11 Februari 2014

Cerita Kuliner Nanny's Pavillon: Terrace @ Central Park - nuraisya blog

Back to Nanny's Pavillon again, it still amaze me how I keep coming back to this restaurant from time to time. But then again I think I know why, because each branch of Nanny's Pavillon is unique. If you've read my previous post about Nanny's Pavillon: Sewing Room you certainly know that each Nanny's Pavillon has a concept according to every part of a house, more specific country house. This time I choose to bring up Nanny's Pavillon: Terrace, just like it's name, the restaurant that located at Central Park Mall has a warm terrace feeling of a house. NP Terrace has two section, inside the restaurant and outside. The inner part facing Sogo Department Store while the outside part facing to Tribeca Park. This time I chose to sit outside and I like it, the view is nice especially when the weather is friendly. Sitting in a white garden chair and its table, surrounded with trees and white fences with pots of flowers and feeling the wind blows and the sound of water from the Koi's Pond at Tribeca Park. It does feel like eating in a real terrace.

Nanny's Pavillon Terrace at noon
Just like a real terrace complete with the white fences, pots of flowers, trees and garden furniture
And... for the menu, it's time to try Rétréci Pancakes, the word Rétréci itself meaning narrowed. A little different from regular pancake which is thick, these pancakes are a lot thinner just like crepes.

Rétréci Pancakes menu
Olivio's Peach Shrink Rétréci
IDR 39.000 (before tax & service)
This pancake is super delicious, I totally love and recommend it. Super thin pancake folded, with peach cuts, almonds and a scoop of vanilla ice cream on top of it. The three toppings together make a perfect combination with it's mild sweetness. Arghh, I'm craving for more of this rétréci pancake...

Lynette's Ban Guava Rétréci Pancake
IDR 39.000 (before tax & service)
This is the other pancake I tried that day, actually I ordered for Lynette's Ban Berry Rétréci Pancake. But somehow it turned up into Ban Guava instead of Ban Berry. The toppings on top of this pancake are banana cuts, guava juice and whip cream, the guava juice replacing for blueberry. Even though it came out different, the taste is still good although not as good as Peach Shrink.

Olivio's Fried Buttermilk Mushrooms
IDR 29.000 (before tax & service)
To accompany pancakes that day I also order this fried mushrooms. Shiitake Mushrooms fried with coat of buttermilk, served with mayonaise. Eating one of these crispy fried mushrooms will make you take another one, dip it into the mayonaise and chilli sauce and another one..until the plate is empty. This menu is great for afternoon snack and also inspired me to try my own Fried Mushrooms recipe at home later.

Rock Melonade
IDR 28.000 (before tax & service)
For the drink corner, I chose Rock Melonade. A mix of Melon and Lemon drink, suit to freshened your day. These two pair of fruits will never failed to satisfy me, since I always love to make a mix juice of them.

Our new neighbor Nanny's Pavillon: Le Jardin des Fleurs
Confused by the picture above and wondering why there's other Nanny's Pavillon branch in this post? I will explain to you all why I put it here too. Actually at Central Park Mall there's two Nanny's Pavillon branches now. They are Terrace and Le Jardin des Fleurs, located not far from Terrace just like neighbor. Le Jardin des Fleurs means Garden Flowers in France, that's why there's more flowers here than Terrace. For those whose looking for more romantic dinner, I recommend you to try Le Jardin des Fleur. And don't forget that we're approaching Valentine's Day soon, whether Terrace or Le Jardin des Fleur will be a good option to enjoy lunch or dinner with your dearest one. Okay time to go and make plan for my Valentine too.. until my next post ^-^


Nanny's Pavillon Terrace
Central Park Mall
Sogo Unit Cafe - 02 GF
Jakarta

Nanny's Pavillon Le Jardin des Fleur
Central Park Mall
Ground Floor Unit G-213A
Jakarta