Venice
Kompak gangguin Cecil yang sedang berpose (difotokan oleh Tius) |
Kota Venice yang selalu padat dengan turis |
Piazza San Marco
St.Mark's Basilica (Basilica di San Marco)
Dengan berjalan kaki sedikit dari hotel kami bisa segera tiba di Piazza San Marco dimana St.Mark's Basilica berada. Tenang saja kita bisa dengan bebas berjalan kaki di sini tanpa perlu terganggu oleh kendaraan lewat, Venice merupakan salah satu kota surganya para pejalan kaki selain Florence yang sama-sama di Italy. Sambil berjalan kaki kita bisa menikmati pemandangan di sekitar kita sambil sesekali mampir ke toko untuk membeli cindera mata. Cuci mata, mulai dari ngelirik-lirik sampai candid pasangan pengantin yang entah kenapa banyak sekali kami temui di sini, sesama turis, dan pastinya cogan-cogan Italia hehehe. Setiba di lokasi dikarenakan perjalanan yang sedikit berubah dari jadwal semula, kami harus cukup puas untuk berfoto di depan St.Mark's Basilica saja. Cukup puas karena lagi-lagi sebagian besar bangunan megah tersebut sedang dalam tahap konservasi, mungkin musim panas memang lagi musimnya kali ya. Sedikit tentang St.Mark's Basilica, katedral yang paling terkenal di Venice ini juga dikenal dengan nama Chiesa d'Oro (Gereja Emas) dikarenakan interior-nya yang didominasi warna emas. Sayang memang sudah jauh-jauh ke sini tapi tidak sempat melihat bagian dalamnya. Tapi perjalanan harus tetap lanjut, saatnya ke Doge's Palace.
Doge's Palace (Palazzo Ducale)
Masih di Piazza San Marco, bersebelahan dengan St.Mark's Basilica. Pada awalnya sebelum menjadi museum istana ini merupakan tempat kediaman dari orang yang memiliki kekuasaan tertinggi di Republik Venice, yang lebih dikenal dengan istilah Doge. Kami segera meluncur ke sana karena sudah mendekati jam tutup museum (batas maksimal 1 jam sebelum tutup). Untuk bisa masuk ke sini mau tidak mau kita harus membeli tiket kombinasi seharga €16 yang tediri dari tiket masuk ke Doge's Palace, Museum Correr, Museum Arkeologi, dan Perpustakaan Nasional Marciana. Tidak semua ruangan Doge's Palace bisa kita masuki, ada beberapa ruangan yang hanya bisa kita datangi bila mengambil paket tour rahasia dengan ekstra biaya tentunya.
Karena Doge's Palace sangat luas, sudah disediakan jalur khusus untuk para pengunjung sehingga tidak akan ada yang tersasar atau sengaja menyasarkan diri. Dimulai dari memasuki pelataran dalam istana, naik ke lantai dua, menyusuri selasar sambil menikmati struktur bangunan dan patung-patung yang menghiasi sudut-sudut istana. Sembari bernarsis ria sampai tiba di ruangan yang penuh lukisan di lantai berikutnya, karena di ruangan ini dilarang untuk mengambil foto dalam media apapun. Seperti biasa karya lukis menghiasi segala penjuru ruangan-ruangan di lantai tersebut mulai dari dinding sampai dengan langit-langit. Ruangan-ruangan inilah yang sudah menjadi saksi bisu para petinggi masyarakat berdiskusi dan memutuskan vonis atau keputusan penting lainnya di masa lampau Republik Venice. Di antara sekian banyak ruangan ada juga yang sudah tidak orisinil, dikarenakan kebakaran yang pernah terjadi di istana ini sehingga sudah mengalami proses restorasi.
Keluar dari wilayah dilarang foto kami memasuki ruangan senjata, dimana berbagai jenis senjata dipajang dalam etalase kaca. Mulai dari baju zirah, senjata tajam, pistol, senapan, sampai dengan gatling gun ada di sini. Dari salah satu jendela di sinilah Cecil temanku melihat San Giorgio Island memanggil dari kejauhan, dan segera bertanya ke petugas soal pulau tersebut. Rute berikutnya menggiring kami menuju ruang penjara yang sekaligus penutup dari kunjungan kami di Doge's Palace bertepatan dengan waktu tutup museum.
San Giorgio Maggiore Island
Sedikit di luar rencana kami memutuskan untuk mengisi waktu kosong sebelum makan malam dengan menyeberang ke Pulau San Giorgio. Dengan menaiki waterbus no.2 dari dermaga S. Zaccaria masih di area San Marco dengan pemberhentian berikut langsung di pulau tersebut. Sesaat menginjakkan kaki turun dari kapal, kesan yang didapat ternyata pulau ini sepi sekali seakan pulau ini milik kami saja. Alhasil bernarsis rialah kami di sana sembari menikmati Venice dari kejauhan di tengah cahaya jingga matahari yang sudah mulai kembali ke peraduannya. Satu lagi pemandangan menakjubkan yang akan terekam di memoriku yang sudah mulai suka pikun ini. Sebetulnya di pulau ini terdapat gereja lengkap dengan menara bel-nya namun sudah tutup saat kami tiba. Selain gereja juga terdapat biara yang pada era republik merupakan pusat dari teologi, kebudayaan dan seni. Sempat beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan senjata dan basis militer di masa kelamnya. Sampai akhirnya pemerintah Italia menetapkan biara ini sebagai salah satu warisan budaya dan kembali berfungsi sebagai pusat kesenian. Ketika malam sudah sepenuhnya menggantikan siang, kami pun bersiaga di depan dermaga menunggu jemputan waterbus yang secara berkala singgah di pulau ini.
Vaporetti Ride
Venice memang pantas menyandang kotanya para turis, vaporetti (waterbus) tetap beroperasi di malam hari untuk kemudahan mobilitas para turis. Memang sih rute yang disediakan tidak sebanyak kala beroperasi di siang hari. Yang semula terbagi menjadi beberapa nomor rute, pada malam hari digabung menjadi satu rute dengan nomor N dan tetap singgah di hampir semua dermaga utama. Jadilah kami memanfaatkan rute N ini untuk menikmati kota Venice dari atas air, menggantikan Gondola Ride yang cenderung mahal. Memang sih tidak bisa disamakan karena gondola menyusuri Venice dari jalur kanal di tengah kota Venice sedangkan vaporetti mengelilingi sisi luar Venice. Tapi pemandangan yang disajikan tetap tidak kalah memukau, apalagi kami memilih duduk di bagian depan hanya saja sedikit peringatan duduk di sini angin malamnya dingin menusuk ke tulang jadi jangan lupa bawa baju hangat. Hal penting lainnya, sebetulnya di tiket terusan vaporetti kami tertera gratis masuk kasino tapi berhubung tiket salah satu teman kami hilang pilihan tersebut langsung dicoret. Tidak berapa jauh dari kasino tibalah kami di akhir perjalanan vaporetti kami, kembali turun di dermaga Rialto untuk mencari makan malam dan balik ke hotel untuk istirahat.
Minggu, 15 September 2013
Venice
Kota yang satu ini sempat menjadi salah satu perhentian kami, namun karena setelah diskusi terakhir akhirnya Verona dicoret dari itinerary kami. Karena takut dengan banyaknya kota yang disinggahi dalam waktu yang terbatas membuat kami jadi terburu-buru dan kurang menikmati. Sedikit info buat yang belum tau, Verona merupakan kota asalnya Romeo dan Juliet tokoh fiktif dalam karya sastra Shakespeare. Di Verona sendiri walau Juliet hanyalah seorang tokoh fiktif, tetap ada rumahnya yang bisa kita kunjungi dimana di halamannya terdapat patung Juliet yang dikisahkan cintanya berakhir tragis. Kota kecil yang cantik ini sebetulnya sejurus dengan rute kereta Venice-Milan, sehingga kami masih melewati stasiun Verona dalam perjalanan kami. Perjalanan kereta kami ke Milan mengakhiri post kali ini, eksplorasi kami di Milan akan dibahas di post berikutnya. Sampai jumpa lagi ^_^
St.Mark's Basilica (Basilica di San Marco)
Mejeng sebentar di depan St.Mark's Basilica (difotokan oleh Leny) |
Bell Tower, masih di Piazza San Marco |
Topeng karnaval yang banyak dijual di pertokoan menggoda untuk dibeli Kami juga akhirnya tergoda membeli yang versi ekonomis |
Sepasang pengantin yang sedang sesi pemotretan setelah usai melangsungkan pernikahan di salah satu gereja di Venice |
Eksterior Doge's Palace |
Lorong tangga di dalam Doge's Palace |
Gatling Gun, salah satu senjata di ruang pameran persenjataan |
Karena bertetanggaan persis, pucuk St.Mark's Basilica bisa terlihat dari pelataran dalam Doge's Palace Bisa dilihat bahwa basilica tersebut sedang dalam proses konservasi (perawatan) |
Iseng ambil foto patung yang satu ini di salah satu lorong Doge's Palace Entah kenapa langsung teringat salah satu iklan di televisi tanah air, ada yang tahu iklan apa? |
San Giorgio Maggiore Island
Berpose bersama Leny dengan latar belakang Venice di kejauhan (foto diambil di Pulau San Giorgio) |
Pulau San Giorgio (foto diambil dari ruang senjata Doge's Palace) |
Kebetulan ada kapal layar melewati Pulau San Giorgio saat kami sedang menikmati sunset di sana |
Termasuk salah satu foto langka, dimana kami berempat lengkap berfoto bersama Karena pulau ini sepi, bisa tinggal kamera pakai timer tanpa takut disamber orang |
Inilah wujud dari waterbus yang sedang menjemput para penumpangnya |
Kalau ingin perjalanan di atas air yang lebih romantis boleh mencoba Gondola Ride |
Kapal pesiar juga banyak kami jumpai di Venice, foto berikut contohnya (diambil dari atas waterbus) |
Minggu, 15 September 2013
Venice
Hari terakhir kami di Venice, dengan berat kami kembali menuju ke Stasiun Santa Lucia. Berat dalam arti sebenarnya yaitu nguli koper masing-masing kembali ke dermaga Rialto dan berat karena harus meninggalkan Venice. Masih banyak sekali yang bisa kami jelajahi di sini tapi apa daya karena terbentur waktu hanya sampai di sini penjelajahan kami di Venice. Setibanya di stasiun kami langsung membeli tiket menuju Milan masih Trenitalia dengan harga €18.5. Selamat tinggal Venice, semoga kita masih bisa bertemu lagi di lain waktu.
VeronaSarapan kami di Foresteria Valdese, perlu dicatat di hotel ini kita boleh buat minuman sepuasnya setiap saat (tidak hanya pada jam breakfast saja) mulai dari kopi, teh dll |
Stasiun Kereta Verona |
Sedikit pemandangan kota Verona (foto diambil dari dalam kereta) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar