22 April 2013Setelah selesai bersilaturahmi dengan sanak famili di Hongkong, akhirnya tiba saatnya untuk jalan-jalan. Untungnya cuaca selama sepekan di sana diramalkan akan cerah, walau sempat hujan terus seminggu sebelumnya. Tidak tanggung-tanggung tujuan pertama yang akan didatangi adalah Tian Tan Buddha atau yang lebih sering dikenal dengan the Big Buddha, yang berlokasi di Ngong Ping, Lantau Island, Hongkong. Dari Yuen Long (tempat kami menginap) naik bis ke Ngong Ping, dari sana ada 2 pilihan lanjut dengan bis atau cable car. Mengikuti guide kami, kakak sepupu (koko) ku yang baik sekali mengantar kami di hari itu, kami pun mengambil rute bis. Pastikan sebelum berangkat sudah sarapan terlebih dahulu, karena perjalanan cukup jauh. Setelah tiba di tujuan, kami langsung disuguhkan pemandangan yang luar biasa disertai angin yang sangat kencang dan menusuk (untung sudah siap sedia pakai jaket dan celana panjang). Ada makanan yang wajib dicoba di sini, yaitu telur pindang (telur ini direbus dengan obat-obatan herbal, untuk foto tidak tersedia karena sibuk makan ^-^). Disajikan hangat di dalam kantong kertas coklat dan disantap di tengah angin dingin, sungguh terasa nikmat.
Memasuki daerah pendakian, tersedia loket tiket dengan berbagai paket pilihan. Waktu itu kami memilih paket seharga HK$30 sekitar Rp 37.500 yang terdiri dari tiket masuk ke tempat penyimpanan relik Buddha (berlokasi di dalam patung Buddha) dan paket makan ekonomis di Po Lin Monastery. Sedangkan untuk mendaki ke atas tidak dipungut biaya alias gratis. Yak, saatnya untuk berjuang naik ke puncak!
|
Berfoto dulu dengan koko, sebelum berjuang naik *foto diambilkan oleh tanteku |
|
Foto Big Buddha dari bawah, terlihat tangga yang menjulang tinggi untuk mencapai ke puncak |
Konon katanya tangga untuk menuju ke puncak Big Buddha terdiri dari 240 anak tangga, walau belum bisa terbukti karena sibuk foto-foto sambil naik jadi lupa untuk menghitung anak tangga yang sudah dilewati. Koko sampai komentar kalau aku semangat sekali alias kayak cacing kepanasan (^-^') Akhirnya sampai juga di puncak, ternyata patungnya benar-benar besar. Pemandangan ke sekeliling pun terlihat menakjubkan. Setelah puas mengambil foto, kami masuk ke dalam Big Buddha dengan menunjukkan tiket yang sudah dibeli sebelumnya. Memasuki kawasan ini ada larangan untuk mengambil gambar / foto dengan media apapun, karena berisi koleksi manuskrip, lukisan kuno dan salah satu relik dari Sang Buddha. Setelah keluar kami pun langsung turun, dengan memanjatkan syukur terlebih dahulu kepada Sang Buddha karena telah diberikan kesempatan dan kekuatan bisa sampai di sana.
|
Foto Big Buddha dari dekat, terlihat sangat besar dan agung |
|
Patung-patung dewa yang mengelilingi dasar patung Big Buddha, masing-masing memegang simbol dari syarat-syarat yang dibutuhkan untuk mencapai nirvana |
|
Beristirahat dan foto sejenak setelah tiba kembali di bawah *foto oleh Koko Weiwei |
Perjuangan turun tidak seberat perjuangan naik, tapi cukup memakan energi. Ditambah lagi dengan perut yang sudah berteriak minta diisi, semakin mempercepat laju perjalanan turun kami. Segera setelah beristirahat sejenak setibanya di bawah kami langsung menuju Po Lin Monastery untuk menebus kupon makanan dengan tiket tadi. Untuk masing-masing orang mendapatkan jatah 1 piring bihun goreng, 1 mangkuk kembang tahu, dan 2 jenis snack / roti / puding. Semua hidangan tersebut kami nikmati di taman terbuka. Entah karena lapar, letih, atau memang masakan yang memang lezat, tidak terasa dalam sekejap makanan tersebut langsung berpindah tempat ke dalam perut kami. Tapi menurut pendapat saya pribadi untuk ukuran masakan vegetarian, hidangan di sini termasuk lezat.
Bersambung ke perjalanan di Hongkong berikutnya, sampai jumpa (^-^)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar