10 September 2013
Basilica Cistern
Selepas dari Sultan Ahmed Square kami segera digiring menuju ke pintu masuk Basilica Cistern, tempat penyimpanan air bawah tanah kota Istanbul. Seperti biasa si ganteng menjelaskan sekilas tentang objek wisata yang menakjubkan ini. Berawal dari sebuah basilica (gereja Katolik yang besar) di masa awal berdirinya, yang kemudian beralih fungsi menjadi istana, tempat penyimpanan air kota sampai dengan kini menjadi objek wisata. Nama lain Basilica Cistern dalam bahasa Turki sendiri berarti "Istana yang tenggelam". Tak heran pemandangannya sangatlah cantik, dengan pilar-pilar yang diterangi lampu sorot. Yang perlu dicatat mengambil foto di sini sangatlah susah, karena kondisi penerangan yang relatif gelap. Tapi pemandangannya sangat spektakuler, jadi merupakan salah satu objek wisata yang harus dikunjungi.
Setelah bersusah payah akhirnya dapat beberapa foto yang cukup layak untuk dipajang |
Setelah selesai menjelaskan, si ganteng lagi-lagi memberikan waktu bebas untuk kita berkeliling. Ada beberapa sudut yang bisa dikunjungi di dalam Basilica Cistern ini, di ujung sekali terdapat pilar penyangga yang beralaskan kepala medusa dengan posisi yang tidak lazim. Dimana salah satu kepalanya diletakkan terbalik dan satunya lagi dalam posisi miring. Sedangkan di sudut lainnya agak lebih di tengah terdapat wishing pond, kita bisa melemparkan koin ke dalam air sambil memohon sesuatu. Yah, iseng keluarin uang receh buat wishing apa salahnya kan, kali-kali saja terkabul. Oiya, hati-hati sewaktu melempar koin ke dasar jangan sampai menimpuk ikan-ikan yang sedang berenang di dalamnya.
Museum Hagia Sophia
Saatnya kembali ke permukaan, setelah sempat silau sejenak kami segera dibawa menuju Museum Hagia Sophia yang berlokasi tidak jauh dari situ. Sebetulnya untuk masuk ke sini antriannya cukup lumayan, tapi karena kita tamu istimewa jadi si ganteng yang menguruskan semuanya untuk kami. Setelah tiket masuk di tangan, kami segera masuk dan kembali terpukau melihat struktur bangunan lawas yang masih kokoh sampai dengan detik ini. Semua itu tidak lepas dari usaha restorasi dan perawatan yang rajin dilakukan, seperti apa yang kami lihat hari itu. Yup, hari itu hampir separuh lantai dasar interior Museum Hagia Sophia tertutup dengan rangka-rangka besi yang menjulang sampai ke langit-langit. Sedih memang tapi yah apa mau dikata.
Tampak depan Museum Hagia Sophia |
Apa sih keunikan dari Hagia Sophia? Berawal dari sebuah katedral, yang kemudian pada saat pendudukan Ottoman beralih fungsi menjadi sebuah masjid dengan beberapa penambahan fitur-fitur masjid pada bagian eksterior maupun interior. Sampai dengan beralih fungsi kembali menjadi sebuah museum di tahun 1935 sampai dengan sekarang, membuat bangunan ini memiliki perpaduan budaya yang beraneka ragam.
Mosaik Bunda Maria berkolaborasi dengan tulisan Arab di sepanjang dinding |
Beberapa ornamen yang ditambahkan semasa bangunan ini berfungsi sebagai masjid |
Beberapa penambahan yang dilakukan selama peralihan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid, bisa dilihat pada tempat wudhu berwarna emas yang terdapat di pelataran depan, empat menara di sekeliling bangunan yang berfungsi untuk mengumandangkan adzan, tempat-tempat lilin yang bergantungan, mimbar dan beberapa ornamen lainnya.
Tanda mata dari Touristanbul, foto bareng ma si abang ganteng Salah satu koleksi foto dari kamera Cecil, thanks yahhh |
Setelah puas berkeliling di dalam Hagia Sophia, kami diberikan waktu bebas untuk berbelanja di sekitar situ. Sebelum akhirnya dibawa kembali ke Tamara Restaurant untuk makan siang (lagi-lagi gratis). Setelah bertanya-tanya tentang arah ke Grand Bazaar dan cara kembali ke airport, kami pun memutuskan untuk berpamitan dengan si abang seusai makan untuk melanjutkan sendiri tour kami di Istanbul hari itu (biar puas keliling dan belanja ceritanya) di review selanjutnya tentunya, soo byee for now ^-^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar