Sebagai warga kelahiran kota Jakarta, Planetarium yang berlokasi di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat seringkali menjadi salah satu tujuan darmawisata sewaktu kecil. Sebagai tempat ajaib yang menyajikan pemandangan langit yang menakjubkan, bagaimana tidak, kita bisa melihat gugusan bintang meskipun di luar sedang siang bolong. Alhasil ke sanalah kami akhir pekan kemarin, seakan untuk mengulang ketakjuban yang pernah dirasakan semasa kecil dulu plus mengajak seseorang yang ternyata belum pernah ke sana sama sekali (ini beneran loh ^.^)
Lorong Zodiak, berisi sederetan ilustrasi menawan hasil karya dari Kagaya yang mewakili setiap zodiak |
Tampak depan Planetarium, Taman Ismail Marzuki (Sumber: liburananak.com) |
Adapun harga tiket masuk pertunjukkan planetarium terbaru yang berlaku per November 2016 sebagai berikut:
- Rp.12.000,- untuk dewasa
- Rp. 7.000,- untuk anak-anak
Jam pertunjukan planetarium pada hari Sabtu-Minggu pkl 11.30 - 13.00. Antrian tiket dibuka 1 jam sebelum pertunjukkan, tapi sudah bisa mulai mengantri sebelumnya. Pertamanya agak bingung dengan sistem antrian di sana karena kita diarahkan untuk mengantri di barisan bangku panjang dahulu, menjelang pukul 10.30 petugas akan berkeliling mendata jumlah tiket yang mau dibeli oleh masing-masing pengantri (max. 6 tiket per pengantri), lalu memberikan secarik kertas bertuliskan total jumlah tiket. Setelah semua selesai didata atau sudah mencapai kuota sebanyak kurang lebih 370 penonton maka para pengantri sudah mulai bisa menukar kertas tadi dan membeli tiket ke loket. Setelah tiket pertunjukan planetarium di tangan selebihnya tinggal menunggu tangga ke teater pertunjukkan dibuka pada pukul 11.30. Sambil menunggu, kita bisa berkeliling sejenak mengenal lebih dekat tata surya kita di ruang pameran yang terletak di bangunan yang sama.
Salah satu karya indah Kagaya mewakili Zodiak Libra di Lorong Zodiak |
Globe raksasa, bisa diputar juga seperti layaknya globe pada umumnya. |
Di sepanjang dinding pameran membabarkan sejarah terbentuknya alam semesta kita, berawal dari teori Big Bang (Ledakan Dahsyat). |
Miniatur yang menggambarkan proses ekskavasi meteor yang menghantam bumi. |
Diorama yang menceritakan bagaimana para astronot yang berhasil mendarat di bulan, satelit dari planet bumi kita. |
Mengabadikan bintang kelahiranku, si kalajengking "Scorpio" |
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11.30, saatnya untuk kembali ke antrian ke tempat pertunjukkan di depan tangga ke lantai dua yang ternyata sudah penuh dengan para pengantri yang ingin masuk duluan supaya bisa dapat tempat duduk yang bagus. Setelah mendapat posisi duduk yang cukup nyaman untuk menonton (sandaran bangku bisa dimundurkan sampai pol kalau ingin mendapatkan best view). Setelah semua penonton duduk rapi, pertunjukkan pun dimulai, tidak ada foto yang bisa diambil di sini karena semua jenis cahaya sangat dilarang selama pertunjukan karena mengganggu jalannya pertunjukan itu sendiri. Nonton dulu ya...
Tempat dimana keajaiban yang kurasakan semasa kecil akan terulang. |
Wow, wow dan wow, tidak percaya rasanya melihat langit penuh bintang, rasi-rasi bintang, bintang jatuh, dan menjelajah antariksa mengenal planet-planet dalam tata surya kita dari dekat masih tetap semenakjubkan seperti dulu. Walaupun tidak sampai berteriak dan bertepuk tangan heboh lagi seperti rombongan anak-anak di barisan depan, tapi pertunjukan planetarium tetap agenda menarik untuk mengisi akhir pekan. Jadi pengen tidur setelah disuguhi langit malam penuh bintang yang hampir tidak bisa kita temui lagi di langit Jakarta tercinta ini. Pamit bobo dulu ya, sampai jumpa di kunjungan lainnya... ^·^
Planetarium dan Observatorium Jakarta
Jl. Cikini Raya No. 73
RT 8 / RW 2
Cikini, Menteng
Jakarta Pusat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar