Setelah selesai urus visa, beli perlengkapan perang untuk di sana (terutama buat Gunung Titlis di Swiss), menyelesaikan pekerjaan supaya bisa ditinggal selama cuti, mengepak barang, sampai menjaga kondisi badan supaya tetap fit menjelang hari keberangkatan. Akhirnya tiba juga hari yang dinanti-nanti, pada tanggal 9 September 2013 kami berkumpul di bandara Soekarno-Hatta untuk berangkat menuju Istanbul, Turki. Walaupun sempat ketar-ketir karena saat itu sedang gencar-gencarnya berita Obama akan menyerang Suriah yang bertetangga persis dengan negara Turki, yang menjadi salah satu basis kamp negara adi kuasa tersebut. Tapi syukurlah sampai dengan hari keberangkatan kami, serangan tersebut tidak jadi diluncurkan. Sehingga pada hari itu kami tetap bisa berangkat untuk mewujudkan mimpi menjelajah beberapa negara di Eropa Barat.
Kenapa harus mampir ke Istanbul dulu? Jawabannya karena penerbangan yang kami gunakan kala itu adalah Turkish Airlines, sehingga Istanbul menjadi tujuan transit kami sebagai awal jejak langkah kaki kami di Eropa. Dan menurut salah satu teman seperjalanan, Turkish merupakan salah satu penerbangan yang terkenal dengan makanannya walau di kelas ekonomi sekalipun. Selain itu fasilitas yang disediakan oleh Turkish Airlines yaitu tour 1 hari gratis keliling tempat-tempat wisata terkenal di kota Istanbul (termasuk sarapan dan makan siang, tergantung dari paket tour yang kita pilih).
Berangkat dari Jakarta pada pukul 19.50, transit sebentar di Singapore dan tiba di Istanbul pukul 6.10 keesokan harinya. Kelihatannya sebentar tapi dengan adanya perbedaan waktu 4 jam lebih mundur dari Jakarta, jadi lama perjalanan yang kami tempuh sebenarnya sekitar 14 jam. Waktu yang cukup lama untuk dihabiskan di dalam pesawat, untung saja tersedia cukup banyak film yang bisa ditonton untuk mengisi waktu mulai dari film yang cukup anyar sampai dengan film lawas.
|
Rute penerbangan yang kami tempuh dari Singapore ke Istanbul |
Untuk makanannya sendiri pada rute Singapore-Istanbul kami disuguhi dengan Turkish Delight, manisan khas Turki dengan teksturnya yang kenyal dan rasanya yang lezat (apalagi waktu itu sudah jam-jamnya perut menagih untuk diisi). Sedangkan makan malam baru keluar cukup malam, dengan menu lengkap mulai dari hidangan pembuka, utama sampai dengan penutup. Menu utama kala itu ada 2 pilihan, karena aku penggemar hidangan ikan, maka Gindara yang sedap itu pun langsung jadi pilihan. Kita juga bisa memilih sendiri minuman sebagai teman makan mulai dari air putih, aneka juice, teh, kopi sampai beraneka wine yang telah disediakan. Untuk snack-nya ada manisan peach dan kacang kemasan. Menjelang tiba kami masih disuguhi dengan sarapan yang tidak kalah mewahnya. Pokoknya top banget soal memanjakan lidah dan perut buat Turkish Airlines.
|
Searah jarum jam: Turkish Delight (yummy banget); Shrimp & Salad; Cheese Cake, Manisan Peach & Red Wine |
|
Menu makan malam: Gindara & Mashed Potatoes (ikan gindara-nya lembut banget, uenakkk), Shrimp & Salad, Buncis, Cheese Cake dan Roti |
|
Menu sarapan: Omelet dan Sandwich, Salad Buah, Aneka keju dan Roti |
|
Sebetulnya menu makan malam perjalanan Istanbul ke Rome, tapi dimasukkan saja sekalian: Nasi & Ayam Kari, Irisan Salmon, Puding (creamy & yummy) dan Roti |
|
|
Pada tanggal 10 September dini hari akhirnya kami tiba juga di Istanbul, setelah merapikan diri sejenak di toilet airport kami langsung menuju loket visa. Karena untuk mengikuti tour gratis dari Turkish Airlines otomatis kita harus membayar visa on arrival seharga 25 USD. Setelah itu kami kembali ke antrian panjang loket imigrasi untuk cap paspor dan menuju ke titik pertemuan tour dari Turkish. Untuk tour tersebut akan dibahas terpisah di review berikutnya, so until then ^-^
|
Waktu menunjukkan pukul 07.28 waktu setempat waktu kami keluar dari bagian imigrasi |
|
"Welcome to Istanbul" Mejeng sebentar difotokan oleh Leny |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar